Dewan Asosiasi Sepakbola Internasional (IFAB), yang merupakan otoritas pengatur peraturan permainan sepak bola di seluruh dunia, telah menyetujui sebuah proposal terbaru yang dapat membawa revolusi dalam dunia sepak bola. Menurut laporan The Telegraph pada Kamis (8/2/2024) malam waktu Indonesia, IFAB mengizinkan uji coba penggunaan kartu biru dalam kompetisi musim depan.
Penggunaan kartu biru ini akan menjadi hukuman baru bagi pemain yang terlibat dalam pelanggaran taktis atau sinis, yang menghentikan serangan menjanjikan dari lawan atau menunjukkan perbedaan pendapat dengan perangkat pertandingan. Sebagai respons, wasit akan memberikan kartu biru dan mengusir pemain tersebut selama 10 menit lamanya ke dalam “sin bin” atau bilik dosa.
Keputusan IFAB ini menjadi tonggak sejarah dalam peraturan sepak bola, menyusul munculnya kartu kuning dan kartu merah pada Piala Dunia tahun 1970. Pengenalan kartu biru ini diharapkan dapat memberikan efek jera kepada pemain yang melakukan pelanggaran sinis.
Meskipun menjadi langkah revolusioner, kartu biru tidak akan segera diterapkan dalam kompetisi level top seperti Piala Eropa 2024 atau Liga Champions Eropa 2024/2025. Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, menolak gagasan ini pada bulan lalu, menyatakan bahwa hal tersebut bukan lagi sepak bola.
Namun, uji coba kartu biru berpotensi dimulai pada ajang piala domestik dan beberapa liga lain yang bersedia mengadopsinya secara sukarela. Informasi lebih lanjut tentang implementasi kartu biru ini di lapangan hijau masih menarik untuk diikuti, dengan pengumuman resmi diperkirakan akan dilakukan dalam waktu dekat.