Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Senin, 9 Desember 2024 mengungkapkan adanya tiga calon siklon tropis yang terpantau di selatan Indonesia. Ketiga bibit siklon tropis ini dapat menyebabkan dampak cuaca ekstrem, seperti hujan lebat, angin kencang, dan gelombang laut tinggi yang berpotensi memengaruhi beberapa provinsi di Indonesia. Berikut adalah rincian dari tiga bibit siklon tropis yang terpantau.
1. Bibit Badai Siklon Tropis 91S
Lokasi dan Kondisi:
Bibit Badai Siklon Tropis 91S terpantau di Samudra Hindia, sebelah barat daya Lampung, dengan koordinat sekitar 10.0 derajat LS, 99.1 derajat BT. Kecepatan angin maksimum yang tercatat mencapai 25 knots (46 km per jam) dengan tekanan udara minimum 1.003 hPa.
Potensi Perkembangan:
BMKG memprediksi bahwa dalam 24 hingga 72 jam ke depan, potensi Bibit Badai Siklon Tropis 91S untuk berkembang menjadi siklon tropis tergolong rendah.
Dampak Cuaca:
Meskipun demikian, keberadaan Bibit Siklon Tropis 91S dapat memengaruhi beberapa wilayah di Indonesia dengan dampak cuaca ekstrem, antara lain:
- Hujan Lebat di provinsi-provinsi:
- Angin Kencang di provinsi:
- Bengkulu
- Lampung
- Gelombang Laut Tinggi:
- 1,25 – 2,5 meter:
- Perairan barat Aceh hingga Bengkulu
- Samudra Hindia barat Aceh hingga Bengkulu
- Selat Karimata
- Laut Jawa
- 2,5 – 4 meter:
- 1,25 – 2,5 meter:
2. Bibit Badai Siklon Tropis 93S
Lokasi dan Kondisi:
Bibit Badai Siklon Tropis 93S terpantau di Samudra Hindia, sebelah selatan Pulau Sumba, dengan koordinat sekitar 15.7 derajat LS, 119.1 derajat BT. Kecepatan angin maksimum tercatat 20 knots (37 km per jam) dengan tekanan udara minimum 1.002 hPa.
Potensi Perkembangan:
BMKG memprediksi bahwa potensi Bibit Siklon Tropis 93S untuk berkembang menjadi siklon tropis dalam 24 hingga 72 jam ke depan juga terbilang rendah.
Dampak Cuaca:
Keberadaan Bibit Siklon Tropis 93S ini dapat menyebabkan cuaca ekstrem di sejumlah provinsi, yaitu:
- Hujan Lebat di provinsi-provinsi:
- Jawa Tengah
- DI Yogyakarta
- Jawa Timur
- Bali
- Nusa Tenggara Barat
- Nusa Tenggara Timur
- Gelombang Laut Tinggi:
- 1,25 – 2,5 meter:
- Selat Makassar bagian selatan
- Selat Bali-Badung-Lombok-Alas bagian selatan
- Laut Sawu
- Laut Bali
- Laut Flores
- 2,5 – 4 meter:
- Perairan selatan Bali, NTB, NTT
- Samudra Hindia selatan Bali, NTB, NTT
- 1,25 – 2,5 meter:
3. Suspect Area Gangguan Tropis
Lokasi dan Kondisi:
Selain dua bibit siklon tropis, BMKG juga mendeteksi Suspect Area gangguan tropis yang berpotensi berkembang menjadi bibit siklon tropis. Gangguan ini terpantau di Laut Arafura, sebelah selatan Kepulauan Tanimbar, dengan kecepatan angin maksimum berkisar antara 5-10 knots (9-19 km per jam) dan tekanan udara minimum sekitar 1.007 hPa.
Potensi Perkembangan:
Prediksi BMKG menunjukkan bahwa potensi Suspect Area untuk berkembang menjadi siklon tropis dalam 24 hingga 72 jam ke depan sangat rendah.
Dampak Cuaca:
Meskipun demikian, keberadaan Suspect Area ini tetap dapat memengaruhi cuaca di beberapa wilayah sebagai berikut:
- Hujan Lebat di provinsi-provinsi:
- Sulawesi Selatan
- Maluku bagian selatan
- Papua bagian selatan
- Gelombang Laut Tinggi:
- 1,25 – 2,5 meter:
- Perairan Kepulauan Sermata-Kepulauan Tanimbar
- Perairan Kepulauan Kai-Kepulauan Aru
- Laut Arafura bagian barat dan tengah
- 1,25 – 2,5 meter:
Penutupan
Keberadaan tiga calon siklon tropis di selatan Indonesia ini memerlukan kewaspadaan tinggi, terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah-daerah yang berpotensi terdampak. BMKG terus memantau perkembangan situasi ini dan memberikan informasi secara rutin mengenai perkembangan cuaca ekstrem, gelombang laut tinggi, serta potensi hujan lebat dan angin kencang.
Masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti informasi terbaru dari BMKG dan tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang dapat terjadi secara tiba-tiba. Segera lakukan langkah-langkah mitigasi jika berada di daerah yang berpotensi terdampak, seperti menghindari wilayah pesisir atau area rawan banjir.