Tanah Bergerak Ancam Permukiman di Wadaslintang
Fenomena tanah bergerak di Dusun Gumelar, Desa Gumelar, Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo, menyebabkan dua rumah penduduk mengalami kerusakan parah. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonosobo, Dudi Wardoyo, melaporkan bahwa intensitas hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir memperburuk kondisi tanah di daerah yang memang rawan bencana ini. Dua rumah milik warga, yaitu Sukardi dan Nimin, mengalami kerusakan pada Minggu (10/11/2024) sekitar pukul 16.15 WIB.
Faktor Penyebab Kerusakan
Menurut Dudi, hujan lebat dan angin kencang menyebabkan peningkatan debit air yang sangat deras di sekitar pemukiman warga dan bantaran Sungai Drimas. Kondisi ini diperparah oleh banyaknya pohon dan material tanah yang menyumbat aliran sungai, sehingga mempercepat pergerakan tanah dan memperparah kerusakan di sekitar lokasi.
“Hujan lebat disertai angin kencang mengakibatkan debit air dari pemukiman dan bantaran aliran Sungai Drimas sangat deras. Ini mengakibatkan rumah Sukardi dan Nimin yang terkonfirmasi rusak ketika awal 2024, kini semakin anjlok,” jelas Dudi pada Senin (11/11/2024).
Fenomena tanah bergerak di wilayah ini sebenarnya sudah terdeteksi sejak awal tahun 2024, dan warga telah melakukan renovasi pada rumah yang terkena dampak. Namun, kondisi alam yang semakin parah menambah risiko dan potensi kerusakan.
Kekhawatiran Warga Akan Pergerakan Tanah
Kondisi lingkungan yang semakin tidak stabil menimbulkan kekhawatiran baru bagi masyarakat setempat. Warga khawatir bahwa pergerakan tanah bisa merambah ke pemukiman lain di sekitarnya, menimbulkan dampak yang lebih luas. Meski sejauh ini tidak ada korban jiwa maupun luka-luka, warga berharap ada upaya mitigasi bencana yang lebih kuat untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Upaya Penanganan dan Langkah Darurat
BPBD Kabupaten Wonosobo bersama tim gabungan dari Relawan Penanggulangan Bencana (RPB) Wadaslintang, Pemerintah Kecamatan Wadaslintang, Polsek Wadaslintang, Koramil Wadaslintang, dan warga setempat telah bergerak cepat melakukan berbagai upaya penanganan awal. Tim gabungan tersebut melakukan:
- Asesmen lapangan untuk menilai kerusakan dan potensi bahaya susulan.
- Koordinasi dan pembersihan material yang menyumbat aliran Sungai Drimas.
- Upaya normalisasi di area terdampak agar air bisa mengalir kembali tanpa hambatan.
BPBD juga memastikan akan terus memantau lokasi dan memberikan imbauan serta bantuan yang diperlukan untuk menjamin keselamatan warga.
Rencana Pencegahan Jangka Panjang
Sebagai langkah jangka panjang untuk mencegah kejadian serupa, warga mengusulkan pembangunan bronjong (penahan tanah) di sepanjang bantaran Sungai Drimas. Pembangunan bronjong diyakini akan membantu menstabilkan tanah di sekitar aliran sungai dan mencegah tanah bergerak akibat tekanan air atau beban yang berlebih.
Imbauan Kewaspadaan untuk Warga
BPBD Wonosobo mengimbau masyarakat di wilayah rawan tanah bergerak untuk selalu waspada, terutama saat terjadi hujan deras. Tanda-tanda pergerakan tanah, seperti retakan tanah atau bangunan miring, harus segera dilaporkan ke BPBD atau pemerintah setempat untuk ditindaklanjuti.
Pemerintah Kecamatan Wadaslintang dan BPBD Wonosobo akan terus memantau situasi dan mengoordinasikan langkah-langkah penanggulangan lebih lanjut. Laporan berkala dan perkembangan situasi akan disampaikan kepada masyarakat untuk memastikan mereka selalu mendapatkan informasi terbaru demi keselamatan dan kenyamanan bersama.
Informasi Kontak untuk Bantuan
Jika warga membutuhkan bantuan atau ingin melaporkan kondisi darurat terkait bencana, mereka dapat menghubungi BPBD Kabupaten Wonosobo melalui call center di nomor (0286) 322908 atau melalui akun media sosial resmi BPBD Kabupaten Wonosobo di Twitter dan Instagram (@BPBD_wonosobo).
Dengan langkah antisipasi dan koordinasi dari berbagai pihak, diharapkan fenomena tanah bergerak ini bisa dikelola dengan lebih baik, sehingga risiko bencana di Kabupaten Wonosobo dapat diminimalisir.