Penambang Pasir Progo Gelar Aksi Damai: Tuntut Kemudahan Izin dan Penggunaan Pompa Mekanik

Penambang Pasir Progo Gelar Aksi Damai: Tuntut Kemudahan Izin dan Penggunaan Pompa Mekanik

YogyakartaRatusan penambang pasir Progo yang tergabung dalam Perkumpulan Penambang Progo Sejahtera (P3S) menggelar aksi damai di Kantor Kepatihan Yogyakarta pada Selasa (25/6/2025). Aksi massa ini diikuti oleh perwakilan dari sekitar 28 kelompok penambang pasir di Kabupaten Bantul dan Kulonprogo, dengan jumlah anggota bervariasi mulai dari 30 hingga 70-an orang per kelompok.


Tuntutan Penambang: Izin Mudah dan Pompa Mekanik

Agung Mulyono, Ketua P3S, menyampaikan beberapa tuntutan utama kepada pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). “Beberapa tuntutan kami yaitu, permudah proses pengurusan izin, percepatan proses izin, [dan] diizinkan kembali menggunakan pompa mekanik,” tegas Agung.

Agung menyoroti paradoks penggunaan alat tradisional di era modern. “Saat ini sudah zaman modern tentunya dengan menggunakan alat pompa mekanik adalah suatu proses kemajuan, masa sudah zaman modern menggunakan pompa mekanik dilarang, dan harus masih menggunakan alat senggrong, sekop, dan cangkul, seperti zaman kuno,” ungkapnya.

Meski menggelar aksi massa, P3S tetap mengedepankan ketertiban. “Meski kita menggelar aksi massa tapi kita tetap taat peraturan, buktinya kemarin sudah direncanakan menggunakan dump truck, namun atas saran dari kepolisian akhirnya kita menurut dan menggunakan armada dari kepolisian dan pemerintah daerah. Dan aksi damai yang kita gelar InsyaAllah semua akan berjalan dengan lancar dan damai,” pungkas Agung.


Respons Pemerintah DIY: Tinjauan Lapangan Segera

Perwakilan massa diterima oleh Penjabat Sekda DIY, Aria Nugrahadi, serta Asisten Sekda DIY Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Tri Saktiyana, kepala ESDM, Inspektorat, PUPR dan BBWSO, di Gandok Kiwo.

Aria menyatakan bahwa pihak terkait akan meninjau langsung lokasi penambangan. “Kami menanggapi sesuai dengan kewenangan. Salah satu keputusannya, besok pagi semua yang mempunyai kewenangan terkait hal itu akan melakukan kunjungan ke lokasi,” kata Aria.

Umar, koordinator aksi, menyambut baik respons pemerintah namun tetap menanti kepastian. “Kita tunggu besok katanya akan ada peninjauan lokasi oleh dinas terkait, dan kita tunggu hasilnya seperti apa. Meski sebetulnya aksi massa ini sudah kita hindari, tapi menunggu jawaban dari dinas yang tak kunjung ada kepastian, maka dengan terpaksa aksi kita lakukan dan bahkan jika diperlukan lagi akan kami gelar aksi massa yang lebih besar lagi,” tegas Umar, menunjukkan kesiapan untuk melanjutkan perjuangan jika tuntutan tidak diakomodasi.


Aksi Damai dengan Sentuhan Budaya Reog

Uniknya, aksi damai ini juga diwarnai dengan penampilan kesenian tradisional reog. Hal ini, menurut Umar, menjadi bukti nyata bahwa kegiatan penambangan juga bisa ikut serta melestarikan kesenian daerah, sekaligus menunjukkan bahwa Yogyakarta memang Istimewa.

Aksi berakhir sekitar pukul 12.22 WIB. Massa kemudian membubarkan diri dan kembali menaiki armada masing-masing, berharap ada titik terang dari kunjungan dinas terkait ke lokasi penambangan.

error: Content is protected !!