Revitalisasi Stadion Kanjuruhan di Kabupaten Malang semakin mendekati penyelesaian, namun nasib pedagang yang berjualan di sekitar stadion masih menyisakan banyak ketidakpastian. Hingga saat ini, belum ada kepastian mengenai rencana relokasi para pedagang, apalagi anggaran untuk pengadaan lahan dan bangunan yang diperlukan untuk revitalisasi tersebut belum diusulkan.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana (Sarpras) Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Malang, Lusiani Ferelia, menjelaskan bahwa meskipun proses revitalisasi berjalan, tidak ada rencana pasti terkait relokasi pedagang yang terdampak. “Kami sudah memiliki gambaran mengenai bentuk bangunan yang akan dibangun, tetapi untuk relokasi pedagang masih dalam tahap perencanaan,” ujarnya.
Dalam hal anggaran, Lusiani mengungkapkan bahwa pihaknya masih menghitung besaran dana yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek ini. Ia memperkirakan bahwa total biaya yang dibutuhkan bisa mencapai sekitar Rp 15 miliar. “Untuk pembebasan lahan saja, kami mengestimasi bisa mencapai Rp 10 miliar. Belum termasuk biaya untuk pembangunan yang diperkirakan akan memakan biaya sekitar Rp 5 miliar hingga Rp 6 miliar,” jelasnya.
Dengan besarnya dana yang dibutuhkan, jelas bahwa revitalisasi Stadion Kanjuruhan tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan fasilitas olahraga, tetapi juga harus mempertimbangkan kesejahteraan pedagang yang selama ini mengandalkan lokasi tersebut untuk berjualan. Diperlukan langkah-langkah konkrit dari pemerintah untuk memastikan bahwa pedagang tidak terabaikan dalam proses revitalisasi ini, sehingga mereka dapat terus berkontribusi pada perekonomian lokal.
Ke depan, diharapkan ada kejelasan mengenai langkah-langkah yang akan diambil untuk relokasi pedagang dan pengusulan anggaran yang tepat. Dengan demikian, revitalisasi Stadion Kanjuruhan dapat berjalan lancar tanpa mengabaikan kebutuhan masyarakat sekitar.