Indonesia Peringkat ke-31 Dunia dalam Hal Kegemaran Membaca: Apa yang Bisa Kita Pelajari?

Estimated read time 3 min read

Indonesia saat ini berada di peringkat ke-31 dunia dalam hal kegemaran membaca, berdasarkan penelitian terbaru dari majalah CEOWORLD. Studi ini melibatkan 6,5 juta orang dari 102 negara, dengan hasil yang cukup menarik terkait budaya membaca di Indonesia dan negara-negara lain di dunia. Rata-rata warga Indonesia membaca sekitar 6,83 buku per tahun, menjadikannya salah satu negara dengan tingkat membaca yang cukup baik, meskipun masih jauh tertinggal dari negara-negara lain yang lebih maju dalam hal ini.

Posisi Indonesia di Asia Tenggara

Di Asia Tenggara, Indonesia berada di peringkat ketiga, di bawah Singapura dan Thailand. Meskipun demikian, capaian ini menunjukkan bahwa budaya membaca di Indonesia masih perlu ditingkatkan, terutama jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Singapura, sebagai negara yang lebih kecil namun maju, menempati peringkat yang lebih tinggi dalam hal kegemaran membaca. Hal ini mungkin tidak terlepas dari faktor pendidikan dan aksesibilitas literatur yang lebih baik.

Fakta Singkat:

  • Peringkat dunia: 31 dari 102 negara.
  • Jumlah rata-rata buku yang dibaca per tahun: 6,83 buku.
  • Durasi rata-rata membaca per tahun: 129 jam.

Negara dengan Kegemaran Membaca Tertinggi di Dunia

Menurut penelitian yang sama, Amerika Serikat menjadi negara dengan penduduk yang paling banyak membaca buku di dunia pada tahun 2024, dengan rata-rata 17 buku per tahun dan total waktu membaca mencapai 357 jam per tahun. Diikuti oleh India yang menempati posisi kedua dengan 16 buku dan 352 jam membaca, serta Britania Raya di posisi ketiga dengan 15 buku dan 343 jam. Negara-negara ini menunjukkan tingkat literasi dan budaya membaca yang sangat tinggi, didukung oleh infrastruktur pendidikan yang mapan, akses yang luas terhadap literatur, dan kebiasaan membaca yang sudah mendarah daging di masyarakat.

Lima Negara dengan Kegemaran Membaca Tertinggi:

  1. Amerika Serikat: 17 buku per tahun, 357 jam membaca.
  2. India: 16 buku per tahun, 352 jam membaca.
  3. Britania Raya: 15 buku per tahun, 343 jam membaca.
  4. Prancis: 14 buku per tahun.
  5. Italia: 13 buku per tahun.

Tantangan dan Peluang di Indonesia

Meskipun Indonesia menempati peringkat ke-31, ada banyak tantangan yang harus dihadapi untuk meningkatkan budaya membaca. Beberapa di antaranya adalah rendahnya akses terhadap bahan bacaan yang berkualitas, terutama di daerah terpencil, serta kurangnya waktu yang dialokasikan untuk membaca di tengah-tengah kesibukan masyarakat modern. Selain itu, perkembangan teknologi juga memberikan tantangan baru dengan hadirnya hiburan digital yang kadang-kadang menggeser minat baca masyarakat.

Namun, ada juga peluang besar untuk meningkatkan minat baca di Indonesia. Gerakan literasi nasional, peningkatan akses terhadap perpustakaan dan bahan bacaan digital, serta kemudahan mendapatkan buku melalui platform e-commerce dapat menjadi kunci untuk mendorong masyarakat lebih gemar membaca.

Negara dengan Kegemaran Membaca Terendah

Di sisi lain, Afghanistan menempati posisi terendah dalam daftar ini, dengan hanya 2,56 buku yang dibaca per tahun dan 58 jam membaca. Hal ini dapat mencerminkan tantangan besar yang dihadapi negara tersebut, termasuk konflik berkepanjangan, rendahnya tingkat pendidikan, dan terbatasnya akses terhadap literatur.

Penutup

Peringkat Indonesia di posisi ke-31 dunia dalam hal kegemaran membaca memberikan gambaran tentang pentingnya peningkatan literasi di kalangan masyarakat. Meskipun Indonesia sudah berada di peringkat ketiga di Asia Tenggara, masih banyak yang perlu dilakukan untuk mengejar negara-negara lain yang lebih maju. Pendidikan, aksesibilitas buku, dan promosi budaya membaca harus menjadi prioritas utama untuk meningkatkan kualitas literasi di Indonesia.

Dengan semangat yang terus tumbuh untuk meningkatkan literasi, diharapkan peringkat Indonesia akan semakin membaik di tahun-tahun mendatang. Masyarakat yang gemar membaca tidak hanya berkontribusi terhadap peningkatan individu, tetapi juga terhadap perkembangan bangsa secara keseluruhan.

+ There are no comments

Add yours