Kasus penemuan belatung pada menu makanan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Wonosobo ramai diperbincangkan di media sosial. Namun, Pemerintah Kabupaten Wonosobo memastikan makanan tersebut belum sempat dikonsumsi oleh siswa sekolah dasar penerima program.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo, Jaelan Sulat, menjelaskan bahwa insiden itu terjadi di SD 2 Kalikarung, Kecamatan Kalibawang, dan langsung ditangani begitu tim keamanan pangan sekolah menemukan larva dalam lauk tahu.
“Makanan itu belum sempat dimakan anak-anak, hanya membuat mereka jijik melihatnya. Setelah diketahui ada larva, pihak sekolah langsung menarik dan mengembalikan makanan ke SPPG untuk diganti,” ujar Jaelan, Sabtu (18/10/2025).
Belatung Ditemukan Saat Uji Organoleptik
Penemuan larva ini terjadi ketika petugas sekolah melakukan uji organoleptik, yaitu pemeriksaan fisik makanan dengan cara melihat, mencium, meraba, dan mencicipi sebelum dibagikan kepada siswa.
Begitu larva ditemukan pada lauk tahu, seluruh porsi makanan langsung ditarik. Tidak ada siswa yang memakan makanan tersebut.
“Kasus ini bukan karena konsumsi makanan terkontaminasi, melainkan karena rasa jijik setelah melihat isi lauknya,” jelas Jaelan.
Ia menegaskan, tidak ada siswa yang mengalami keracunan atau gangguan kesehatan akibat kejadian tersebut.
Video Viral Picu Salah Persepsi
Sebuah video berdurasi 30 detik memperlihatkan tahu berisi belatung dari program MBG menjadi viral di TikTok. Video yang diunggah akun @yun e’r itu telah ditonton lebih dari 1,2 juta kali, mendapat 13.100 likes, dan 8.700 kali dibagikan.
Unggahan serupa juga muncul di YouTube lewat akun @dinodoni1 pada 15 Oktober 2025.
Dalam video disebutkan bahwa kasus terjadi di empat sekolah dasar di Kecamatan Kalibawang. Namun, Dinas Kesehatan membantah klaim itu.
“Di SD 1 Kalikarung hasil uji organoleptik aman, tidak ditemukan apa pun. Sedangkan di SD 2 Kalikarung memang ditemukan larva di satu jenis makanan,” kata Jaelan.
Menurutnya, unggahan viral tersebut menimbulkan salah persepsi publik karena hanya menampilkan sebagian konteks kejadian.
Tindakan Cepat dan Protokol Keamanan Pangan
Sejak berdirinya Sentra Pangan Program Gizi (SPPG) pada 13 Januari 2025, Pemkab Wonosobo telah menerapkan serangkaian protokol keamanan pangan ketat, di antaranya:
-
Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) sebelum dapur SPPG beroperasi.
-
Pemeriksaan berkala terhadap air dan bahan makanan.
-
Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) bagi dapur yang memenuhi standar.
-
Pelatihan penjamah pangan agar pengolahan sesuai ketentuan kesehatan.
-
Pembentukan tim keamanan pangan di sekolah, yang melakukan uji organoleptik sebelum makanan dibagikan.
“Kami sudah bentuk tim keamanan pangan di setiap sekolah. Mereka dilatih memeriksa makanan dengan teliti sebelum dibagikan ke siswa,” jelas Jaelan.
Dengan sistem pengawasan berlapis ini, Pemkab berharap insiden serupa tidak terulang.
Program MBG Tetap Berjalan dengan Pengawasan Diperketat
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan bagian dari kebijakan nasional untuk memperkuat gizi anak sekolah.
Meski kasus belatung di Wonosobo sempat viral, program tetap dilanjutkan dengan pengawasan yang lebih ketat.
“Kami akan terus membina seluruh dapur penyedia MBG agar standar keamanan pangan selalu terpenuhi,” tegas Jaelan.
Faktanya, tidak ada siswa yang sempat mengonsumsi makanan terkontaminasi. Insiden tersebut langsung ditangani sesuai prosedur, dan tidak menimbulkan dampak kesehatan. Pemerintah daerah menilai kejadian ini sebagai alarm penting untuk memperkuat sistem pengawasan pangan di lapangan.