Pada Sabtu, 28 September 2024, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi dua fenomena cuaca signifikan yang terpantau di sekitar wilayah Indonesia, yakni siklon tropis Krathon dan bibit siklon tropis 98W. Kedua fenomena ini terpantau melalui citra satelit pada pukul 07.00 WIB.
Siklon Tropis Krathon
Menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, siklon tropis Krathon terletak di Laut Filipina, pada koordinat 18,5 lintang utara dan 125,0 bujur timur, sekitar 1.690 kilometer di sebelah utara Tahuna, Sulawesi Utara. Meskipun Krathon terdeteksi, BMKG menegaskan bahwa siklon ini tidak memberikan dampak signifikan terhadap cuaca atau gelombang di wilayah Indonesia.
Siklon tropis, yang merupakan badai besar yang terbentuk di atas lautan dengan suhu permukaan air laut di atas 26,5 derajat Celsius, memiliki kekuatan angin yang berputar di sekitar pusatnya dengan kecepatan lebih dari 63 kilometer per jam. Namun, Krathon yang saat ini bergerak menjauh ke arah barat, diperkirakan akan mengalami peningkatan kecepatan angin dalam 24 jam ke depan. BMKG memprediksi bahwa kecepatan angin Krathon dapat mencapai kategori dua, dengan kecepatan antara 89 hingga 117 kilometer per jam.
Fenomena siklon tropis Krathon ini merupakan kelanjutan dari bibit siklon tropis 97W yang sebelumnya terdeteksi. Saat ini, Krathon bergerak dengan kecepatan 12 kilometer per jam ke arah barat. Berdasarkan prediksi, pada Minggu, 29 September 2024, pukul 07.00 WIB, posisi Krathon diperkirakan berada sekitar 1.750 kilometer sebelah utara Tahuna.
Bibit Siklon Tropis 98W
Selain Krathon, BMKG juga mendeteksi keberadaan bibit siklon tropis 98W yang berada di Laut Filipina, pada koordinat 16,3 lintang utara dan 138,0 bujur timur. Bibit siklon ini bergerak dengan kecepatan 15 knots (28 kilometer per jam). Meski tidak berdampak langsung pada cuaca atau kondisi perairan di Indonesia dalam waktu dekat, BMKG menjelaskan bahwa bibit siklon ini berada dalam kondisi yang mendukung pertumbuhannya.
Lokasi bibit siklon ini berada di perairan dengan suhu yang cukup tinggi, yakni 29-31 derajat Celsius, serta vertikal wind shear (VWS) yang lemah, dengan kecepatan sekitar 10-15 knots (19-28 kilometer per jam). Faktor-faktor ini memberikan peluang bagi bibit siklon tropis 98W untuk berkembang lebih lanjut.
Namun demikian, ada beberapa kondisi yang menghambat perkembangan bibit siklon ini. Guswanto menjelaskan bahwa konvergensi di lapisan bawah dan divergensi di lapisan atas berada dalam kategori lemah, sementara vortisitas di lapisan bawah hingga atas masih berada dalam kategori lemah hingga sedang. Dengan demikian, dalam 24 jam ke depan, peluang bibit siklon tropis 98W untuk berkembang menjadi siklon tropis penuh masih rendah dan sirkulasinya cenderung melemah.
Kesimpulan
Kedua fenomena cuaca ini tetap dalam pengawasan ketat BMKG. Meski tidak ada dampak langsung yang signifikan terhadap Indonesia dalam waktu dekat, perkembangan siklon tropis Krathon dan bibit siklon tropis 98W perlu terus dipantau karena potensi cuaca ekstrem dapat berubah seiring pergerakan dan pertumbuhan kedua sistem tersebut. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti informasi terbaru dari BMKG terkait kondisi cuaca di wilayahnya.