Tradisi Pemotongan Rambut Gimbal Dilaksanakan di Banyumas, Rosa Jadi Sorotan

Tradisi Pemotongan Rambut Gimbal Dilaksanakan di Banyumas, Rosa Jadi Sorotan

Banyumas – Ada yang berbeda dalam prosesi ruwatan dan pemotongan rambut gimbal yang dilaksanakan pada Kamis (02/01/2025) malam. Tidak seperti biasanya yang dilakukan di wilayah Dieng, acara sakral ini berlangsung di kompleks Perumahan Puri Banteran, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas. Tradisi ini mengundang perhatian karena melibatkan Rosa, anak perempuan yang memiliki rambut gimbal meski tidak berasal dari Dieng.

Rosa, Anak Gimbal dari Kaki Gunung Slamet

Florencia Mekar Wangi atau akrab disapa Rosa adalah putri pasangan Basuki dan Inge Cristina. Rambut gimbal Rosa mulai tumbuh saat usianya menginjak 13 bulan. Hal ini awalnya diketahui Basuki saat menyisir rambut anaknya yang terasa lengket. Awalnya dikira akibat susu tumpah, namun lambat laun diketahui rambut tersebut membentuk gimbal, ciri khas yang biasanya dimiliki anak-anak dari Dieng.

“Saya kaget waktu menyisir rambutnya. Ketika itu usianya sekitar 13 bulan. Setelah beberapa waktu, kami berkonsultasi ke sesepuh di Dieng yang menyarankan agar keinginan Rosa nanti dituruti sebelum rambutnya dipotong,” ujar Basuki.

Meski tumbuh seperti anak-anak pada umumnya, Rosa kerap merasa malu dan terganggu dengan kondisi rambutnya. Bahkan, hal ini membuatnya enggan bersekolah. Keluarga pun berharap, setelah prosesi ini, Rosa dapat kembali percaya diri dan melanjutkan pendidikannya.

Keinginan Rosa yang Terus Berubah

Sebagaimana tradisi anak gimbal, Rosa juga diberikan kesempatan untuk menyampaikan keinginannya sebelum rambut gimbal dipotong. Keinginan Rosa sempat berubah-ubah, mulai dari meminta dua ekor sapi, boneka anjing, hingga baju. Namun, akhirnya Rosa mantap meminta sepeda listrik.

“Terakhir dia minta sepeda listrik. Kami sebagai orang tua berusaha memenuhi permintaan itu sebagai bagian dari tradisi ini,” jelas Basuki.

Prosesi Penuh Makna di Sumbang

Meski dilaksanakan di luar Dieng, prosesi pemotongan rambut gimbal Rosa tetap mengikuti adat istiadat yang berlaku. Rosa diiringi keluarga dan tokoh masyarakat dengan lantunan sholawat menuju tempat ruwatan. Beragam hidangan tradisional, seperti tumpeng dan ingkung, turut memeriahkan acara. Sepeda listrik yang menjadi permintaan Rosa pun dipajang sebagai simbol pengabulan keinginannya.

Rasyid, seorang tokoh masyarakat Dieng yang hadir dalam acara tersebut, menjelaskan bahwa Rosa adalah anak gimbal pertama yang lahir bukan dari garis keturunan Dieng, melainkan dari wilayah kaki Gunung Slamet.

“Anak berambut gimbal dipercaya sebagai simbol kemakmuran. Biasanya mereka hanya ditemukan di tiga gunung di Dieng. Kehadiran Rosa di Banyumas ini istimewa dan semoga menjadi awal kemakmuran bagi daerah ini,” kata Rasyid.

Harapan dan Kebahagiaan

Ratusan warga sekitar turut menjadi saksi prosesi sakral tersebut. Kebahagiaan terlihat jelas di wajah Rosa, terutama setelah rambut gimbalnya dipotong.

“Iya senang. Minta sepeda listrik,” ucap Rosa singkat kepada wartawan.

Basuki berharap, tradisi ini tidak hanya membawa berkah bagi keluarganya tetapi juga memberikan keberanian baru bagi Rosa untuk kembali bersekolah dan meraih impiannya. Tradisi pemotongan rambut gimbal di Sumbang pun menjadi bukti bahwa adat istiadat dapat dilestarikan meski dilakukan di luar wilayah asalnya.

error: Content is protected !!