Kabupaten Wonosobo dilanda dua insiden kebakaran yang terjadi dalam kurun waktu kurang dari 10 jam pada hari Sabtu, 19 Juli 2025. Dua rumah warga di wilayah berbeda, yaitu Desa Tegalsari, Kecamatan Garung, dan Desa Perboto, Kecamatan Kalikajar, hangus dilalap si jago merah. Kedua kejadian ini diduga kuat dipicu oleh kelalaian dalam penggunaan tungku tradisional.
Kebakaran Pertama di Tegalsari, Garung
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonosobo, Dudi Wardoyo, menjelaskan bahwa insiden pertama terjadi sekitar pukul 12.30 WIB di Dusun Tegalsari, Desa Tegalsari, Kecamatan Garung. Rumah sederhana milik Zubaidah (72), seorang janda lanjut usia yang tinggal bersama dua anggota keluarganya, tiba-tiba terbakar saat ia sedang menunaikan salat zuhur.
“Api mulai membesar saat pemilik rumah tidak berada di dapur. Warga yang melihat kepulan asap langsung membantu memadamkan dengan alat seadanya,” terang Dudi pada Minggu, 20 Juli 2025. Tim Damkar BPBD menerima laporan pada pukul 12.50 WIB dan segera tiba di lokasi untuk membersihkan sisa kepulan api yang masih muncul.
Beruntungnya, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun, kerugian material ditaksir mencapai Rp 30 juta, dengan bagian dapur dan gudang berukuran 4×6 meter hangus terbakar. Meskipun demikian, aset senilai Rp 150 juta berhasil diselamatkan dari amukan api.
Kebakaran Kedua di Perboto, Kalikajar
Selang beberapa jam, kebakaran kedua dilaporkan terjadi di Dusun Semunggang, Desa Perboto, Kecamatan Kalikajar, pada pukul 19.30 WIB. “Api membesar tanpa kendali dan menghanguskan sebagian rumah. Warga kembali menjadi pihak pertama yang melakukan upaya pemadaman sebelum petugas datang,” tambah Dudi.
Sama seperti kejadian sebelumnya, tidak ada korban jiwa dalam kebakaran kedua ini, tetapi kerugian ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.
Dudi Wardoyo menegaskan bahwa dua insiden kebakaran ini menjadi alarm penting bagi masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam penggunaan api terbuka di dalam rumah, terutama saat ditinggal dalam waktu lama. “Kami imbau warga untuk tidak meninggalkan tungku dalam keadaan menyala, dan selalu waspada terhadap potensi kebakaran rumah, khususnya saat musim kemarau,” tutupnya, mengingatkan akan pentingnya kewaspadaan guna mencegah terulangnya kejadian serupa.