Sebagai upaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi kebakaran, petugas di Rumah Tahanan (Rutan) Banjarnegara mendapatkan pelatihan dan simulasi penanganan penyelamatan kebakaran. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai langkah-langkah mitigasi dan pencegahan bencana kebakaran yang mungkin terjadi di area rutan, terutama di titik-titik rawan seperti dapur.
Pelatihan yang diselenggarakan bekerja sama dengan tim Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Banjarnegara ini tidak hanya mencakup teori tetapi juga praktik langsung di lapangan. Materi yang diberikan meliputi mitigasi bencana, pencegahan risiko, serta penanganan awal saat kebakaran terjadi. Kepala Rutan Banjarnegara, Bima Ganesha Widyadarma, menekankan pentingnya pelatihan ini untuk meningkatkan kewaspadaan petugas terhadap potensi bencana kebakaran yang bisa terjadi kapan saja.
Pentingnya Kesiapsiagaan dalam Pencegahan Kebakaran
Bima Ganesha Widyadarma menjelaskan bahwa salah satu titik paling rawan terjadinya kebakaran adalah dapur rutan, yang setiap harinya digunakan untuk memasak dalam skala besar. “Langkah ini sebagai tindakan antisipasi dan pencegahan serta penanganan risiko kebakaran, terutama pada petugas dapur yang menjadi titik paling rawan terjadinya musibah kebakaran,” ujar Bima.
Kesiapsiagaan dalam menghadapi kebakaran tidak hanya memerlukan pemahaman teoretis, namun juga latihan nyata untuk memastikan setiap petugas siap dan tahu apa yang harus dilakukan saat kondisi darurat terjadi. Bima menambahkan bahwa pelatihan ini adalah bagian dari langkah preventif yang akan mengurangi risiko dan dampak kebakaran.
Pemahaman Dasar Tentang Kebakaran
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bidang Pemadam Kebakaran Banjarnegara, Freyana Kusuma, memberikan penjelasan mengenai konsep dasar terjadinya kebakaran yang dikenal dengan “segitiga api”. Tiga elemen utama yang menyebabkan kebakaran adalah sumber panas, oksigen, dan bahan bakar. Freyana menjelaskan, “Musibah kebakaran ini bisa dihentikan jika berhasil memutus tiga unsur ini. Jadi kita harus memperhatikan tiga unsur agar musibah kebakaran ini dapat diatasi dengan cepat.”
Selain itu, Freyana juga menyoroti pentingnya pemanfaatan alat proteksi kebakaran yang sudah dipasang di Rutan Banjarnegara, salah satunya adalah fire block, alat yang cukup jarang ditemukan di instansi lain. Fire block ini mampu membantu memadamkan api dengan cepat dan efektif.
Praktik Langsung Penanganan Kebakaran
Pelatihan kebakaran ini tidak hanya memberikan teori kepada para petugas, tetapi juga mengadakan simulasi pemadaman api. Petugas diajarkan untuk menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), handuk basah, hingga fire block untuk memadamkan api. Langkah-langkah evakuasi juga menjadi bagian penting dari simulasi ini, agar para petugas siap memandu proses penyelamatan jika terjadi kebakaran besar.
Pelatihan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan keterampilan petugas dalam menghadapi kebakaran, tetapi juga menciptakan budaya kesiapsiagaan di lingkungan Rutan Banjarnegara. Dengan adanya alat-alat proteksi kebakaran yang memadai dan pengetahuan yang cukup, risiko kebakaran dapat ditekan dan jika terjadi, dampaknya bisa diminimalisir.
Pelatihan seperti ini merupakan langkah penting dalam menjaga keamanan tidak hanya bagi petugas, tetapi juga warga binaan di dalam rutan.