Program Makan Bergizi Gratis SPPG Jlamprang Dihentikan Sementara, Anggaran Belum Cair

Program Makan Bergizi Gratis SPPG Jlamprang Dihentikan Sementara, Anggaran Belum Cair

Penghentian sementara Program Makan Bergizi Gratis (MBG) oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Jlamprang mulai mencuat sejak Minggu malam (12/10/2025), setelah beredarnya surat pemberitahuan resmi bernomor 006/SPPG-MBG/X/2025.

Surat yang ditandatangani atas nama Kepala SPPG Wonosobo Jlamprang, Akhmad Ma’ruf Hidayat, itu menyebutkan bahwa alasan utama penghentian adalah belum cairnya anggaran dari Badan Gizi Nasional. Dalam surat tersebut, SPPG juga menyampaikan permohonan maaf kepada para penerima manfaat dan menegaskan distribusi MBG dihentikan mulai Senin (13/10/2025). Belum ada kepastian kapan program akan kembali berjalan.


Aktivitas SPPG Terhenti

Pantauan lapangan pada hari pertama penghentian menunjukkan aktivitas di kantor SPPG Jlamprang nyaris lumpuh. Hanya dua mobil operasional terlihat terparkir di halaman, sementara gerbang kantor tertutup rapat. Tidak tampak petugas yang berjaga atau beraktivitas. Hingga berita ini ditulis, belum ada pernyataan lanjutan dari pihak penyelenggara.


Sekolah Terdampak Langsung

Salah satu sekolah penerima manfaat, SMAN 1 Mojotengah, memastikan telah menerima pemberitahuan penghentian program.
“Iya betul, surat sudah kita terima terkait penghentian sementara MBG hari ini, jadi tidak ada MBG hari ini,” ujar Humas SMAN 1 Mojotengah, Shely Christiana, saat ditemui Senin siang.

Pihak sekolah langsung meneruskan informasi kepada orang tua siswa. Sebagai langkah darurat, enam kantin di lingkungan sekolah dijadikan penopang sementara kebutuhan makan para peserta didik. Banyak siswa juga membawa bekal dari rumah.

Shely menjelaskan, SMAN 1 Mojotengah telah menjadi penerima MBG sejak 19 Agustus 2025 dengan total 1.031 siswa. Namun, sejak 15 September hingga 31 Oktober, jumlah penerima berkurang 150 siswa karena sebagian mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).


Antusiasme Siswa dan Evaluasi Pelaksanaan

Menurut Shely, antusiasme siswa selama pelaksanaan program cukup tinggi.
“Anak-anak semangat. Mereka punya cara masing-masing untuk menikmati, ada yang bilang menunya enak dan variatif,” tuturnya.

Setiap Jumat, pihak sekolah biasanya membagikan paket tambahan berisi buah, telur, susu, dan roti — pengganti jatah Sabtu yang merupakan hari libur.

Meski berjalan lancar, Shely mengakui sempat ada keluhan terkait makanan yang tercium basi.
“Mungkin karena sayur panas langsung ditutup, jadi pas sampai ke siswa agak tercium basi. Kita langsung hentikan distribusi sayur itu saja,” jelasnya.

Pihak sekolah rutin melakukan pemeriksaan kelayakan makanan sebelum dibagikan dan selalu berkoordinasi dengan penyedia melalui grup komunikasi internal.

Menariknya, beberapa siswa bahkan menulis permintaan menu tambahan di atas secarik kertas yang diletakkan di nampan makan.
“Itu inisiatif pribadi siswa. Dan ternyata, besoknya SPPG merespons dengan menyediakan menu yang mereka minta,” kata Shely.

Jika ada siswa yang tidak hadir, makanan tidak dibuang melainkan dibagikan kepada teman lain. Biasanya, distribusi tiba pukul 10.30 WIB dan dibagikan pada waktu istirahat sekitar pukul 11.30 WIB.


Harapan Program Kembali Berjalan

Meski sementara dihentikan, pihak sekolah berharap Program Makan Bergizi Gratis dapat segera dilanjutkan, mengingat dampak positifnya terhadap pemenuhan gizi dan semangat belajar siswa.
“Anak-anak sudah terbiasa dengan pola makan sehat dari program ini. Kami berharap segera ada solusi agar bisa berjalan lagi,” ujar Shely.

Hingga kini, SPPG Jlamprang maupun Badan Gizi Nasional belum memberikan keterangan resmi mengenai jadwal pencairan anggaran maupun rencana kelanjutan program.

error: Content is protected !!