Pemerintah Kabupaten Majalengka Prediksi Penurunan Produksi Padi 2024 Hingga 14,75%

Estimated read time 2 min read

Pemerintah Kabupaten Majalengka memprediksi bahwa produksi padi pada tahun 2024 akan mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2023, Kabupaten Majalengka berhasil memproduksi sekitar 657.081 ton padi. Namun, dengan berbagai tantangan yang dihadapi tahun ini, diperkirakan produksi padi pada 2024 hanya akan mencapai sekitar 560.135 ton, turun sekitar 14,75%. ??

Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Peternakan (DKP3) Majalengka, Ence, menjelaskan bahwa penurunan produksi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, terutama cuaca ekstrem yang terjadi pada awal tahun. “Sehingga diprediksi penurunan produksi sebesar 96.945 ton,” ujar Ence di Kabupaten Majalengka pada Senin (19/8/2024).

Faktor-Faktor Penyebab Penurunan Produksi

Salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan produksi adalah kekeringan parah yang melanda ribuan hektare lahan pertanian padi di Kabupaten Majalengka. Musim kemarau yang berkepanjangan telah menyebabkan kondisi kekeringan yang serius, membuat petani di wilayah tersebut menghadapi ancaman gagal panen. Berdasarkan data DKP3 Kabupaten Majalengka, lebih dari 1.098 hektare lahan pertanian padi mengalami kekeringan, menyebar di hampir seluruh wilayah Majalengka.

Kondisi di Lapangan

Para petani di Kabupaten Majalengka, seperti Rahmat (45) dari Kecamatan Jatitujuh, mengaku mulai kesulitan memenuhi kebutuhan air untuk tanaman padi mereka. Rahmat mengungkapkan, sawahnya yang seluas dua hektare telah mengalami kekeringan selama sebulan terakhir. “Biasanya air dari irigasi cukup untuk mengairi sawah, tapi sekarang irigasi pun kering. Kami sudah mencoba menggunakan pompa untuk menarik air dari sungai terdekat, tapi debitnya sangat rendah,” ujar Rahmat pada Rabu (14/8/2024).

Meskipun pemerintah daerah telah membantu dengan mengerahkan pompa air dan menyediakan bantuan teknis, upaya ini masih belum cukup untuk mengatasi kekeringan yang meluas. Rahmat menyarankan bahwa pemerintah perlu mencari solusi jangka panjang, termasuk kemungkinan membuat sumur bor di daerah-daerah yang paling parah kekeringannya. “Kami sedang mempertimbangkan mengubah pola tanam, agar bisa menanam tanaman yang lebih tahan kekeringan di musim kemarau seperti ini,” tambah Rahmat.

Langkah-Langkah Ke Depan

Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah daerah dan petani di Kabupaten Majalengka perlu bekerjasama dalam mencari solusi yang efektif dan berkelanjutan. Upaya seperti perbaikan infrastruktur irigasi, penyediaan sumber air alternatif, dan penyesuaian pola tanam merupakan langkah penting untuk menghadapi perubahan iklim dan memastikan ketahanan pangan di masa depan. ??

Penting untuk terus memantau kondisi dan beradaptasi dengan tantangan yang ada agar produksi padi dapat pulih dan kembali ke jalur pertumbuhan yang stabil.

+ There are no comments

Add yours