Desa Talunombo Dorong Kemandirian Pangan Lewat Program Desa Mandiri Bibit Padi

Desa Talunombo

Pemerintah Desa Talunombo, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah terus berupaya mendorong kemandirian pangan di tingkat desa.

Melalui kerja sama dengan Bank Indonesia dan Badan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Jawa Tengah, pemerintah desa bersama kelompok tani setempat melaksanakan program Desa Mandiri Bibit Padi sebagai langkah nyata menuju kemandirian pangan desa.

Kepala Desa Talunombo, Badaruddin, Selasa (7/10/2025), mengatakan dalam program ini pemerintah desa membagikan bibit padi unggul varietas Gamagora 7 dan MD 75 sebanyak 1 ton secara gratis kepada masyarakat.

“Bibit tersebut merupakan hasil dari demplot penanaman padi seluas satu hektare yang sebelumnya dilakukan bersama mitra. Bibit ini merupakan varietas unggul yang mampu meningkatkan hasil panen padi,” jelasnya.

Mas Badar—sapaan akrab Kepala Desa Talunombo—menambahkan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat membantu para petani memperoleh bibit berkualitas sekaligus meningkatkan hasil produksi pertanian.

“Dengan langkah nyata ini, Desa Talunombo berkomitmen menjadi desa mandiri pangan yang mampu mendukung ketahanan pangan nasional. Potensi pertanian selain padi juga akan terus kami gali,” tegasnya.


Bangun Desa Mandiri Bibit Padi

Menurut Badar, Desa Mandiri Bibit Padi merupakan konsep pembangunan desa yang menitikberatkan pada kemandirian pangan melalui penanaman padi dan pengembangan potensi lokal lainnya.

Sebagai pembanding, ia mencontohkan Desa Lubuk Kembang Sari di Riau yang sukses melaksanakan program tanam bersama Padi Gogo di lahan seluas 96 hektare dengan hasil panen signifikan untuk kesejahteraan masyarakat.

Selain itu, Desa Cipta Galih di Jawa Barat juga berhasil mengembangkan agrowisata petik buah dan sayur organik, yang mampu meningkatkan pendapatan petani hingga 40 persen dalam dua tahun.


Langkah Strategis Menuju Kemandirian

Badar menjelaskan, strategi pengembangan Desa Talunombo sebagai Desa Mandiri Bibit Padi diawali dengan identifikasi potensi dan kebutuhan desa, termasuk pemanfaatan lahan tidur, pengembangan komoditas unggulan, serta pengelolaan sumber daya alam yang belum tergarap optimal.

Langkah berikutnya adalah penguatan kelembagaan melalui pembentukan atau penguatan kelompok tani, BUMDes, dan lembaga lainnya yang berperan dalam pengelolaan pertanian, promosi, serta pemasaran hasil panen.

Selain itu, pemerintah desa juga akan melakukan diversifikasi produksi pangan lokal, meliputi tanaman pangan alternatif, hortikultura, peternakan, dan perikanan. Semua potensi alam yang ada akan dimanfaatkan untuk mendukung kemandirian desa.

“Kami juga menerapkan teknologi pertanian tepat guna, seperti irigasi tetes, pupuk organik, dan sistem informasi manajemen pertanian untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Teknologi pertanian sangat membantu dalam peningkatan hasil panen,” terangnya.


Dorong Nilai Tambah dan Ketahanan Ekonomi

Lebih lanjut, Badar menjelaskan bahwa pengembangan rantai pasok hasil panen, pembentukan pasar desa, kemitraan dengan pengusaha lokal, serta pengembangan produk olahan hasil pertanian menjadi langkah penting untuk meningkatkan nilai jual dan daya saing produk desa.

“Manfaat desa mandiri pangan antara lain meningkatkan pendapatan petani dan masyarakat desa, menjamin ketersediaan pangan sehat dan bergizi, mengurangi ketergantungan pasokan luar, serta memperkuat stabilitas sosial dan ekonomi desa,” jelasnya.

Dengan strategi tersebut, Badar optimistis Desa Talunombo dan desa-desa lainnya di Indonesia dapat menjadi desa yang mandiri dalam memproduksi bibit padi dan pangan lokal, sekaligus berkontribusi nyata terhadap ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat.

error: Content is protected !!