Kejadian tragis menimpa seorang siswa SMK Wiratama 2 Wonosobo berinisial IM, kelas 12, yang ditemukan meninggal dunia di kamar mandi sekolah pada Senin (6/1/2025) sekitar pukul 15.15 WIB. Peristiwa ini mengagetkan seluruh siswa dan guru di sekolah yang berlokasi di Jalan Raya Brengkok-Banjarnegara, Desa Wonorejo, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo.
Proses Penemuan Korban
Menurut keterangan resmi dari Kasubsi Penmas Si Humas Polres Wonosobo, Aipda Nanang Dwi, IM terakhir terlihat oleh teman-temannya sekitar pukul 14.30 WIB saat meminta izin keluar kelas menuju kamar mandi. Namun, hingga pukul 15.00 WIB, ia tidak kembali ke kelas. Hal ini membuat tiga teman sekelasnya memutuskan untuk mencarinya.
“Mereka menemukan sepatu korban di depan pintu kamar mandi yang terletak di bagian belakang sekolah,” ujar Aipda Nanang. Ketika pintu kamar mandi diketuk, tidak ada respons dari dalam. Mengingat riwayat epilepsi yang diderita korban, para saksi segera melaporkan situasi tersebut kepada guru mereka, Parmuji dan Hardono.
“Setelah pintu didobrak, korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa, dengan posisi wajah menghadap ke kloset. Luka di bagian jidat serta busa yang keluar dari mulut dan hidung korban mengindikasikan kemungkinan serangan epilepsi,” tambahnya.
Penyelidikan dan Hasil Pemeriksaan
Pihak kepolisian segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk menyelidiki insiden ini. Berdasarkan pemeriksaan awal yang dilakukan oleh petugas medis, Asri Auliana, IM dipastikan meninggal dunia akibat kegagalan pernapasan.
Keterangan tambahan diberikan oleh ibu korban, Poniyem, yang mengungkapkan bahwa IM telah menderita epilepsi sejak usia 12 tahun. Sayangnya, penyakit tersebut tidak pernah mendapat penanganan medis.
Duka Mendalam di Lingkungan Sekolah
Peristiwa ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, teman-teman, dan guru di SMK Wiratama 2 Wonosobo. Kepala sekolah menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban dan berjanji untuk meningkatkan perhatian terhadap kesehatan siswa di lingkungan sekolah.
Pihak kepolisian menyatakan bahwa penyelidikan masih terus berlangsung untuk memastikan tidak ada faktor lain yang menyebabkan insiden ini. Kasus ini menjadi pengingat pentingnya kesadaran akan penanganan penyakit kronis seperti epilepsi dan pentingnya lingkungan sekolah yang lebih tanggap terhadap kondisi kesehatan siswa.