Jawa Barat – Provinsi Jawa Barat (Jabar) tercatat sebagai salah satu daerah dengan jumlah lokasi mangkal pekerja seks komersial (PSK) terbanyak di Indonesia. Hal ini berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, yang mencatat ada 79 desa/kelurahan di Jabar yang menjadi titik aktivitas PSK.
Data Resmi BPS
Dalam laporan bertajuk Statistik Potensi Desa Jawa Barat 2024, disebutkan bahwa dari total 5.877 desa dan kelurahan di Jabar, sebanyak 1,33 persen di antaranya menjadi tempat mangkal PSK. Temuan ini mencerminkan adanya tantangan sosial yang cukup serius di wilayah padat penduduk tersebut.
BPS mengklasifikasikan lokasi mangkal PSK sebagai bagian dari indikator sosial di desa dan kelurahan, dengan tujuan mendorong intervensi kebijakan yang lebih terarah oleh pemerintah daerah.
Kabupaten Bekasi Jadi Lokasi Terbanyak
Dari 19 kabupaten/kota yang memiliki lokasi mangkal PSK, Kabupaten Bekasi menempati posisi teratas dengan 17 titik.
Disusul oleh:
Daerah-daerah ini didominasi oleh wilayah industri dan kawasan transit, yang dinilai turut memengaruhi aktivitas sosial tertentu, termasuk praktik prostitusi terselubung.
Tindak Lanjut Pemprov Jabar
Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyatakan akan menindaklanjuti temuan BPS ini dengan langkah-langkah penanganan sosial yang lebih terintegrasi. Upaya tersebut mencakup edukasi, pemberdayaan ekonomi, dan penegakan aturan di lapangan bekerja sama dengan pemerintah kabupaten/kota setempat.
Pemprov juga menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam menangani fenomena ini, tidak hanya dari sisi penertiban, tetapi juga dari sisi pencegahan dan rehabilitasi sosial.
Tantangan Sosial yang Perlu Perhatian Serius
Temuan ini menjadi alarm bagi semua pihak, terutama dalam mendorong lingkungan yang lebih aman, sehat, dan produktif di tingkat desa dan kelurahan. Praktik PSK tidak hanya berdampak pada aspek moral dan sosial, tetapi juga menyangkut isu kesehatan masyarakat serta keselamatan perempuan dan anak.
Dengan data yang akurat dan pemetaan yang jelas, diharapkan penanganan persoalan ini bisa lebih efektif dan menyentuh akar masalah yang sebenarnya.***