Banjarnegara – Jagat media sosial di Banjarnegara diramaikan dengan kericuhan yang terjadi di pertandingan grand final Turnamen Antar Kampung (Tarkam) sepak bola bertajuk Indonesia Star Championship (ISC) 2025. Laga puncak yang mempertemukan GRKP FC vs Potato Rebond FC ini berlangsung di Lapangan Andalas Sianturi, Desa Kayuares, Kecamatan Pagentan, Banjarnegara, pada Minggu (6/7/2025), namun berakhir dengan insiden yang disayangkan.
Kericuhan pecah saat pemain GRKP FC mencetak gol kedua pada 7 menit menjelang pertandingan usai, mengubah kedudukan menjadi 2-0. Para suporter yang diduga dari tim Potato Rebond FC langsung melakukan aksi pelemparan dan merusak papan addboard yang terpasang di tepi lapangan.

Aksi Saling Dorong Berujung Pelemparan Benda ke Petugas
Aksi perusakan tersebut kemudian berusaha dilerai oleh petugas keamanan yang berjaga di sekitar lokasi. Namun, situasi justru memanas, terjadi aksi saling dorong antara petugas dan suporter. Kericuhan berlanjut dengan pelemparan berbagai benda, mulai dari batu, bambu, hingga potongan besi dari addboard yang dirusak, dilemparkan ke arah petugas keamanan.
Tak hanya itu, para suporter terus merusak sejumlah pembatas hingga meringsek ke tengah lapangan. Aksi pelemparan dari arah penonton terus terjadi, menyebabkan sejumlah petugas mengalami luka-luka. Bahkan, beberapa suporter dari Potato Rebond yang masuk ke lapangan juga turut terluka.
Melihat kondisi yang semakin memanas, sejumlah petugas mencoba mengamankan oknum suporter yang dianggap sebagai provokator. Namun, hal tersebut justru memicu emosi para suporter hingga kericuhan semakin tak terkendali.
Korban Luka dan Pembelajaran untuk Perizinan Kompetisi
Akibat kejadian ini, tim medis dari PMI Banjarnegara, relawan, RSI Banjarnegara, dan Dokpol Polres Banjarnegara segera melakukan perawatan pada korban yang terluka. Bahkan, beberapa korban luka harus mendapatkan perawatan lanjutan di RSUD Banjarnegara.
Kapolres Banjarnegara AKBP Mariska Fendi S melalui Kabag Ops Kompol Priyo Djatmiko membenarkan insiden tersebut. Ia menjelaskan bahwa sejumlah anggota Polres Banjarnegara dan suporter memang mengalami luka akibat lemparan batu yang berasal dari arah tribun suporter, mengenai kerumunan suporter lain, termasuk anggota Polres Banjarnegara dan TNI Kodim 0704 Banjarnegara yang sedang bertugas mengamankan pertandingan.
Meskipun belum ada pemanggilan saksi untuk dimintai keterangan, Kompol Priyo Djatmiko menegaskan bahwa pihak kepolisian akan memperketat perizinan terhadap kompetisi sepak bola di Banjarnegara. “Ini pembelajaran, dan tentu saja kami akan memperketat perizinan, termasuk dengan syarat jika akan menggelar kompetisi di wilayah Banjarnegara,” katanya.
Akhir Pertandingan: Kemenangan untuk GRKP FC
Meski diwarnai kericuhan, kedua tim akhirnya sepakat untuk tidak melanjutkan pertandingan. Kemenangan diberikan kepada GRKP FC yang unggul 2-0, sementara Potato Rebond FC keluar sebagai runner-up.
Laga final ISC 2025 ini sebenarnya berlangsung cukup sengit sejak awal. Kedua tim diperkuat oleh eks pemain timnas seperti El Loco Gonzales, Evan Dimas Darmono, Diego Michiels, dan Ferdinan Sinaga. Aksi jual beli serangan terus terjadi, namun kuatnya lini pertahanan kedua tim membuat kedudukan 0-0 bertahan hingga turun minum.
Memasuki babak kedua, kedua tim melakukan perombakan pemain dan strategi. Beberapa peluang emas berhasil diciptakan, namun selalu gagal menembus lini pertahanan lawan. Petaka bagi Potato Rebond FC terjadi pada menit ke-70, saat pemain GRKP FC melesakkan tendangan keras dari sisi kanan pertahanan yang gagal ditangkap penjaga gawang, mengubah kedudukan menjadi 1-0. Tiga menit berselang, GRKP FC menggandakan keunggulan menjadi 2-0 melalui serangan cepat dari sisi kanan. Tak lama setelah gol kedua, kericuhan pecah dan pertandingan dihentikan.
Semoga insiden ini menjadi pelajaran berharga bagi penyelenggaraan kompetisi sepak bola di masa mendatang demi menciptakan suasana yang aman dan kondusif bagi semua pihak.