Lebaran Anak Yatim di Wonosobo: Tradisi 10 Muharram Penuh Berkah di Kampung Wonobungkah

Lebaran Anak Yatim di Wonosobo: Tradisi 10 Muharram Penuh Berkah di Kampung Wonobungkah

Setiap tanggal 10 Muharram, masyarakat Muslim di Indonesia memperingati Hari Raya Yatim Piatu, atau yang dikenal juga dengan Idul Yatama atau Lebaran Anak Yatim. Pada tahun 2025 ini, tanggal istimewa tersebut jatuh pada hari Sabtu, 6 Juli 2025 (10 Muharram 1447 Hijriyah), dan tradisi ini dirayakan dengan penuh kepedulian.

Tradisi ini adalah bagian dari budaya masyarakat Muslim di Indonesia, di mana anak-anak yatim piatu diberikan santunan dan perhatian khusus, biasanya berupa pemberian kebutuhan pokok, uang, atau pakaian. Meski 10 Muharram menjadi waktu yang istimewa, menyantuni anak yatim piatu sejatinya dapat dilakukan kapan saja, tidak hanya terbatas pada tanggal tersebut.


 

Tali Asih Kampung Wonobungkah: Belanja Bersama Anak Yatim

Di Kampung Wonobungkah, Kelurahan Jlamprang, Wonosobo, tradisi ini sudah berjalan beberapa tahun dan terus dilestarikan. Tepat pada 10 Muharram 1447 Hijriyah atau 6 Juli 2025 Masehi, pengurus Tali Asih Kampung Wonobungkah kembali menyalurkan dana sosial warga dengan cara yang unik dan menyentuh hati.

Sedikitnya 12 anak yatim piatu di lingkungan Kampung Wonobungkah yang masih duduk di bangku SD dan SMP diajak langsung untuk belanja keperluan sekolah dan kebutuhan lain seperti sepatu, kaus kaki, dan sandal di toko-toko di kota Wonosobo. Setelah itu, mereka diajak menikmati makan siang di restoran favorit yang mungkin belum pernah mereka kunjungi sebelumnya.

Menurut Tri Subiantoro, salah satu pengurus Tali Asih Kampung Wonobungkah, pengelolaan santunan anak yatim piatu ini dilakukan dengan membagikan kotak santunan di setiap Kartu Keluarga (KK) yang ada di RW 05, RW 06, RW 07, dan RW 08 Kampung Wonobungkah, Kelurahan Jlamprang, Kabupaten Wonosobo.

“Dana Tali Asih Anak Yatim di tempat kami Kampung Wonobungkah di Tahun 2025 kemarin kita buka kotak Alhamdulillah terkumpul sebesar Rp 109.000.000,-. Walaupun agak menurun dibanding tahun lalu sebesar Rp 111.000.000,-,” ungkap Tri kepada awak media, menunjukkan besarnya antusiasme warga dalam berbagi.


 

Prioritas Pendidikan dan Kebutuhan Anak-anak

Tri Subiantoro menjelaskan bahwa dana yang terkumpul memiliki prioritas utama untuk kebutuhan pendidikan anak-anak yatim piatu di kampung tersebut selama satu tahun. Di samping itu, mereka juga diberikan uang saku dengan besaran yang disesuaikan kebutuhan dan jenjang pendidikan.

“Untuk anak-anak yatim piatu yang masih balita, kami cukupi asupan gizinya seperti susu dan juga kebutuhan popok bayi kami cukupi selama 1 tahun. Untuk yang masih PAUD dan TK serta sekolah di TPQ, bila ada kewajiban pembayaran seperti buku dan lain-lain, kami cukupi semua selama 1 tahun,” terang Tri, menggambarkan komitmen penuh Tali Asih dalam mendukung tumbuh kembang anak-anak.


 

Pengajian Akbar Peringatan Tahun Baru Islam

Tri Subiantoro juga menjelaskan bahwa selain pemberian santunan kepada yatim piatu, Pengurus Tali Asih Kampung Wonobungkah berencana akan menyelenggarakan Pengajian Akbar yang akan diisi oleh Ustad Ki Dalang ULIN NUHA dari Cilacap.

Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1447 Hijriah dan rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 21 Juli 2025 di Sikembang Wonobungkah Wonosobo. Penting untuk dicatat, kegiatan pengajian akbar ini diselenggarakan dengan menggunakan anggaran dari iuran warga dan tidak sedikitpun menggunakan dana santunan anak yatim.

Tradisi Lebaran Anak Yatim di Kampung Wonobungkah ini menjadi contoh nyata bagaimana kepedulian sosial dan semangat kebersamaan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi kehidupan anak-anak yatim piatu, memastikan mereka merasa dicintai dan diperhatikan oleh komunitas.

Apakah di daerah Anda juga memiliki tradisi unik dalam menyantuni anak yatim piatu? Bagikan ceritanya di kolom komentar!

error: Content is protected !!