Mengenang Lurah Sudarto: Khaul sebagai Perekat Sosial di Kelurahan Mudal

Mengenang Lurah Sudarto: Khaul sebagai Perekat Sosial di Kelurahan Mudal

Kelurahan Mudal di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, menggelar acara Khaul Lurah Sudarto sebagai momen penting untuk mengenang jasa seorang tokoh muda inspiratif yang gugur demi rakyat. Acara ini bukan hanya sebagai bentuk penghormatan, tetapi juga sebagai perekat dan pemersatu masyarakat dari berbagai dusun dan kalangan di wilayah yang berada di ketinggian 900 meter di atas permukaan laut ini.

Kelurahan Mudal, yang terdiri atas berbagai rukun warga seperti Binangun, Limbangan, Pandansari, Gobragan, serta kawasan perumahan Manggisan dan Permata Hijau, memiliki kekayaan budaya dan sejarah yang menjadi identitas bersama masyarakatnya.

Saliman, S.E., Lurah Mudal saat ini, menjelaskan bahwa Khaul Lurah Sudarto digelar sebagai penghormatan atas jasa besar almarhum. “Pak Lurah Sudarto adalah tokoh muda yang cerdas. Di usia 16 tahun, ia sudah menjabat kepala desa. Beliau menjadi panutan karena kecerdasannya serta dedikasinya untuk masyarakat,” ungkapnya.

Sudarto gugur pada usia muda akibat ranjau yang dipasang penjajah Belanda pada tahun 1949 di Dusun Binangun. Kisah tragis ini dikenang oleh Sudarmo, seorang tokoh masyarakat, yang menyaksikan langsung peristiwa tersebut. Sudarto terkena ranjau saat memeriksa pengerjaan saluran irigasi yang dibangun warga untuk sawah-sawah yang kekurangan air, meskipun telah diperingatkan akan bahaya bom.

“Beliau rela mengorbankan nyawanya demi kepentingan masyarakat. Ini menjadi teladan bagi kita semua untuk selalu guyub rukun dan memprioritaskan kepentingan bersama,” kata Sudarmo.

Sebagai bentuk penghormatan, nama Lurah Sudarto diabadikan menjadi nama jalan dari Bugangan hingga Limbangan. Selain itu, Khaul Lurah Sudarto diadakan setiap tahun untuk mengenang jasa beliau.

Selain sejarah perjuangan, Mudal juga kaya akan seni budaya. Tari Lengger dan Jaran Kepang menjadi warisan budaya yang terus dilestarikan, memiliki makna filosofis yang mendalam berkaitan dengan ajaran hidup Jawa, yaitu sangkan paraning dumadi (asal dan tujuan manusia). Kusnandar, tokoh masyarakat, aktif mengajarkan tarian tersebut kepada anak-anak muda, agar generasi muda mencintai budaya desa sendiri dan tidak melupakan akar tradisi.

Kelurahan Mudal juga berkembang dari segi struktur sosial, dengan interaksi dan komunikasi masyarakat yang tetap terjalin erat meskipun suasana pedesaan mulai berubah menjadi lebih modern. Khaul ini tidak hanya menjadi momen penghormatan, tetapi juga ajang mempererat persaudaraan antarwarga, serta memajukan wilayahnya dari segi budaya, ekonomi, maupun sosial.

error: Content is protected !!