Pemerintah Kabupaten Wonosobo bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melaksanakan rehabilitasi jaringan irigasi di tujuh titik wilayah Wonosobo melalui program Instruksi Presiden (Inpres) Tahap III. Pekerjaan ini ditargetkan rampung pada akhir Desember 2025.
Kegiatan dimulai dengan sosialisasi di Pendopo Bupati Wonosobo, Selasa (4/11/2025), yang dihadiri oleh jajaran pemerintah daerah dan perwakilan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Wonosobo, Nurudin Ardianto, menjelaskan bahwa rehabilitasi dilakukan untuk meningkatkan fungsi saluran irigasi yang menjadi kewenangan kabupaten.
“Meski kewenangan irigasi berada di daerah, beberapa pekerjaan dilaksanakan melalui program pusat lewat Instruksi Presiden,” katanya.
Tujuh titik irigasi yang masuk dalam program ini yaitu DI. Kulon Garung, DI. Kembang Kertek, DI. Karangsari Kalikajar, DI. Kemadu Selomerto, DI. Kudi Kalikajar, DI. Tengah, dan DI. Wunuli.
Menurut Jimmy Charles Roynald Ndun, PPK Irigasi dan Rawa I SNVT PJPA Serayu Opak, proyek rehabilitasi ini merupakan bagian dari paket Inpres Tahap III dengan nilai kontrak Rp61,9 miliar untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Dari jumlah tersebut, sekitar Rp9–10 miliar dialokasikan untuk Wonosobo.
“Pekerjaan difokuskan pada peningkatan saluran tanah menjadi pasangan beton guna mencegah kebocoran dan kerusakan di titik kritis,” jelasnya.
Jimmy menambahkan, masa pelaksanaan proyek berlangsung selama 63 hari kalender, dengan masa pemeliharaan 180 hari setelah pekerjaan selesai.
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat mengapresiasi dukungan pemerintah pusat terhadap peningkatan infrastruktur pertanian di daerah. Ia menilai, rehabilitasi jaringan irigasi akan berdampak langsung pada kesejahteraan petani.
“Dengan irigasi yang baik, air bisa mengalir lancar dan sawah dapat panen bersama. Saat petani sejahtera, ekonomi Wonosobo ikut tumbuh,” ujarnya.
