Peningkatan jalan di ruas Butuh sampai Bowongso, Kecamatan Kalikajar, masih terus berjalan. Proyek yang berada tepat di bawah lereng Gunung Sumbing ini diproyeksikan menjadi jalur alternatif antarwilayah sekaligus membuka pasar baru bagi petani dan pelaku wisata. Panjang pekerjaan mencapai 3,2 kilometer dan meliputi pelebaran jalan serta pembukaan lahan baru.
Pemerintah daerah menempatkan ruas ini sebagai segmen penting jalur lingkar yang diharapkan mampu mengurai kepadatan di Kertek. Selain itu, jalur ini akan mempercepat mobilitas warga dan mendukung distribusi hasil pertanian di lereng Sumbing.
Kepala DPUPR Wonosobo, Nurudin Ardiyanto, menegaskan bahwa ruas Butuh sampai Bowongso bukan sekadar proyek rutin. “Ini bukan pembangunan biasa. Jalan ini akan menjadi bagian dari jalur lingkar Sumbing yang menyatukan banyak sentra ekonomi, terutama dari sektor pertanian,” ujarnya saat meninjau lokasi, Rabu 26 November 2025.
Pelebaran jalan dari dua menjadi tujuh meter dan pembukaan lahan sepanjang 350 meter dilakukan untuk menciptakan rute yang lebih aman bagi kendaraan dari Reco dan Kertek menuju Pringapus Kalikajar. Jika jalur sudah berfungsi penuh, pengendara tidak lagi harus melewati turunan curam dan kepadatan di Kertek. Pemerintah juga menilai jalur lingkar ini mampu menggerakkan ekonomi desa di lereng timur Sumbing.
Dampaknya diperkirakan terasa pada pengangkutan komoditas pertanian, akses wisata pendakian, hingga distribusi barang antarwilayah. “Kalau aksesnya terbuka, pergerakan ekonomi otomatis hidup. Wilayah ini dikenal sebagai sentra hortikultura. Dengan akses yang lebih lebar, kendaraan jauh lebih mudah mengangkut hasil pertanian,” kata Nurudin. Menurutnya, jalur tersebut juga berpotensi menjadi rute wisata baru karena pemandangan sepanjang jalan cukup memanjakan mata.
Salah satu hal yang membuat proyek ini berjalan lancar adalah dukungan masyarakat. Ratusan pemilik lahan merelakan tanah mereka dipangkas tanpa meminta ganti rugi. Bahkan tiga rumah dibongkar demi pelebaran jalan dan pemiliknya tetap mengikhlaskan. Nurudin menyebut hal seperti ini jarang terjadi pada proyek berskala besar. “Warga Wonosobo punya tingkat sosial yang tinggi dan semangat gotong royong yang kuat,” ujarnya.
Jika pembangunan selesai pada akhir tahun, jarak tempuh warga bisa terpangkas hingga 14 kilometer. Jalur ini juga akan menjadi pilihan baru selain rute Kertek yang selama ini menjadi satu satunya akses utama dan kerap tersendat.
DPUPR memastikan pembangunan jalur lingkar Sumbing akan dilanjutkan ke segmen lain dalam beberapa tahun mendatang. Jika seluruh rangkaian tersambung, Wonosobo bakal memiliki koridor baru yang tidak hanya memecah arus kendaraan tetapi juga mendorong pemerataan pembangunan di kawasan timur. “Ruas ini pintu awalnya. Kalau jalur lingkar tersambung penuh, konektivitas Wonosobo akan berubah total,” kata Nurudin.
