Kontribusi Industri Tembakau di Wonosobo Meningkat Signifikan, Produksi Manual Masih Dominan

Kontribusi Industri Tembakau di Wonosobo Meningkat Signifikan, Produksi Manual Masih Dominan

Industri tembakau di Kabupaten Wonosobo terus menunjukkan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian daerah. Kepala Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian, dan Transmigrasi (Disnakerintrans) Wonosobo, Prayitno, menyampaikan bahwa sektor ini berhasil meningkatkan sumbangan pajak daerah secara signifikan pada tahun 2023.

Dengan target awal sebesar Rp 1 miliar, sektor tembakau justru mencatatkan pencapaian luar biasa dengan menyumbang hingga Rp 7 miliar. Prayitno optimis bahwa kontribusi pajak dari sektor ini dapat meningkat lagi menjadi Rp 9 hingga Rp 10 miliar pada tahun 2024.

“Alhamdulillah, tahun 2023 pajak dari sektor tembakau meningkat menjadi Rp 7 miliar. Kami berharap tahun ini bisa mencapai Rp 9–10 miliar,” ujar Prayitno.

Tantangan dalam Pengembangan Industri Tembakau

Meski kontribusinya besar, industri tembakau di Wonosobo masih menghadapi tantangan, terutama di sektor rokok sigaret kretek tangan (SKT). Produksi SKT masih didominasi oleh tenaga kerja manual, dengan rata-rata setiap pabrik mempekerjakan 40 hingga 60 orang.

Salah satu kendala utama adalah pembatasan cukai untuk pabrik SKT yang hanya sebesar Rp 1 miliar per pabrik. Untuk meningkatkan kapasitas produksi, diperlukan pendirian pabrik baru. Namun, pengembangan ke arah produksi rokok sigaret kretek mesin (SKM) menghadapi tantangan besar, terutama dari sisi investasi.

“Mesin untuk produksi SKM harganya Rp 50 miliar. Ini tantangan berat bagi pengusaha lokal. Tahun ini sebenarnya kami berharap ada satu pabrik SKM, tapi gagal karena harus dipindahkan dari Malang ke Krian demi kedekatan dengan fasilitas mixing,” jelas Prayitno.

Upaya Pemerintah dan Fasilitas Pendukung UMKM

Meski dominasi produksi masih manual, Pemerintah Kabupaten Wonosobo terus berupaya memaksimalkan potensi industri lokal. Salah satu langkah strategis adalah pembangunan rumah kemasan yang telah dilengkapi ruang produksi dan peralatan modern.

“Kita berharap agar para pelaku UMKM bisa memanfaatkan keberadaan fasilitas ini untuk mendukung terus tumbuhnya pelaku usaha baru di Wonosobo,” lanjut Prayitno.

Arahan Bupati Wonosobo juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan sektor swasta untuk mempercepat pengembangan industri tembakau. Prayitno berharap adanya investasi mesin modern dapat mendukung perkembangan sektor ini ke arah yang lebih maju.

Penutup

Industri tembakau di Wonosobo tidak hanya memberikan kontribusi besar pada pajak daerah, tetapi juga membuka banyak lapangan kerja bagi masyarakat. Dengan dukungan pemerintah dan pihak swasta, sektor ini memiliki potensi besar untuk berkembang lebih pesat, terutama melalui investasi pada teknologi modern yang mampu meningkatkan produktivitas dan daya saing.

error: Content is protected !!