Mitos atau Fakta? Kebiasaan Melempar Uang di Jalur Krumput, Banyumas

Mitos atau Fakta? Kebiasaan Melempar Uang di Jalur Krumput, Banyumas

BanyumasJalan Krumput di Desa Pageralang, Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, memiliki tradisi unik yang sudah lama dilakukan oleh pengendara yang melintasinya. Konon, mereka melemparkan uang ke sepanjang jalur ini sebagai bentuk “sedekah” agar terhindar dari kecelakaan. Tradisi ini menimbulkan banyak pertanyaan: apakah ini sekadar mitos, ataukah sebuah fakta yang perlu diluruskan? Mari kita bahas lebih lanjut.

Sejarah dan Latar Belakang Mitos

Menurut Kepala Desa Karangrau, Suyono, tradisi ini sudah ada sejak dulu dan dipercaya masyarakat sebagai cara untuk menghindari hal buruk di jalan yang terkenal dengan kontur berkelok dan naik-turun ini. “Dulu tempat ini dianggap angker, sehingga orang-orang percaya perlu membuang uang untuk keselamatan,” ujar Suyono dalam wawancara yang dilansir serayunews.com (25/12/2024).

Namun, pada awalnya, tidak ada oknum yang sengaja mengemis atau menunggu uang tersebut. Tradisi ini murni dilakukan atas dasar kepercayaan masyarakat terhadap mitos keselamatan.

Fakta Sosial di Balik Tradisi Ini

Meskipun kebiasaan ini berkembang sebagai bentuk kepercayaan, realitasnya saat ini menunjukkan sisi lain. Banyak warga lokal, baik dari Desa Pageralang maupun Karangrau, kini menjadikan kebiasaan ini sebagai peluang untuk mengemis di sepanjang jalan.

Ironisnya, mayoritas dari mereka sebenarnya sudah tercatat sebagai penerima bantuan sosial (bansos). “Sebagian besar warga yang meminta-minta di sini sebenarnya sudah menerima bansos dari pemerintah,” ungkap Suyono.

Berbagai upaya dari pihak berwenang, seperti Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), telah dilakukan untuk menghentikan praktik ini. Namun, kebiasaan tersebut terus berlanjut karena para pengendara masih memberikan uang kepada mereka.

Ajakan untuk Memutus Tradisi Negatif

Camat Banyumas, Oka Yudhistira Pranayudha, berupaya keras untuk mengajak masyarakat memutus mata rantai kebiasaan ini. Ia menegaskan bahwa keselamatan dalam perjalanan tidak ditentukan oleh mitos, melainkan oleh persiapan fisik, konsentrasi, dan doa.

“Jika ingin bersedekah, lakukanlah melalui lembaga resmi seperti Baznas atau lembaga amil zakat lainnya. Hal ini lebih bermanfaat dan tepat sasaran,” ujar Oka.

Ia juga percaya bahwa jika pengendara berhenti memberikan uang di jalan, kebiasaan mengemis di jalur tersebut akan hilang seiring waktu.

Refleksi dan Kesimpulan

Tradisi melempar uang di jalur Krumput, Banyumas, mencerminkan perpaduan antara mitos lama dan kenyataan sosial masa kini. Sementara menghormati kepercayaan turun-temurun adalah hal yang penting, kebiasaan ini perlu dievaluasi untuk menghindari dampak negatif seperti praktik meminta-minta yang berlebihan.

Sebagai masyarakat, kita bisa menjaga keselamatan dengan berdoa dan mempersiapkan kondisi fisik sebelum perjalanan. Jika ingin bersedekah, alangkah baiknya menyalurkannya ke badan resmi agar lebih bermanfaat. Dengan demikian, kita dapat memutus rantai tradisi yang tidak relevan tanpa menghilangkan nilai luhur yang terkandung di dalamnya.

Selamat berkendara, dan selalu ingat untuk mengutamakan keselamatan dengan cara yang tepat!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *