Banjarnegara – Hujan deras yang terus mengguyur wilayah Banjarnegara selama dua pekan terakhir telah menyebabkan pergerakan tanah di Desa Aribaya dan Kayuares, Kecamatan Pagentan. Kondisi ini berdampak signifikan pada infrastruktur, khususnya jalan utama yang menghubungkan Banjarnegara dengan Pagentan melalui jalur Aribaya-Kayuares.
Kerusakan Jalan Akibat Pergerakan Tanah
Jalan di jalur Aribaya-Kayuares mengalami kerusakan parah berupa rekahan, patahan, dan amblas hingga kedalaman hampir satu meter di beberapa titik. Kondisi ini memaksa pihak berwenang menutup akses jalan tersebut untuk kendaraan roda empat demi keselamatan pengendara. Komandan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Pagentan, Wanidi, menjelaskan bahwa jalur ini merupakan akses tercepat menuju Pagentan dan kerap digunakan oleh masyarakat untuk menghemat waktu.
“Jalur ini memang akses tercepat menuju Pagentan, sehingga lalu lintas di jalur ini cukup ramai,” kata Wanidi.
Namun, akibat pergerakan tanah yang masih terus berlangsung, pengendara diarahkan untuk menggunakan jalur alternatif yang lebih aman melalui Sokaraja-Bulukuning.
Langkah Penanganan dan Peringatan untuk Warga
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarnegara, Andry Sulistyo, menekankan pentingnya meningkatkan kewaspadaan selama musim hujan yang diperkirakan akan berlangsung hingga Februari 2025. Dengan kondisi geografis Banjarnegara yang 70 persen rawan bencana, BPBD telah membentuk desa tangguh bencana untuk mempersiapkan masyarakat menghadapi potensi risiko.
“Relawan di desa tangguh bencana telah dilatih menangani situasi darurat, pasca bencana, rehabilitasi, serta pencegahan,” ujar Andry.
Selain itu, pihak BPBD juga terus memantau kondisi cuaca dan memberikan informasi dini kepada masyarakat untuk mengurangi risiko kerugian jiwa maupun materi.
Upaya Masyarakat dan Pemerintah
Penutupan jalan di jalur Aribaya-Kayuares menjadi langkah sementara untuk mencegah hal yang lebih buruk. Di sisi lain, masyarakat diimbau untuk tetap mematuhi arahan dari pihak berwenang dan menggunakan jalur alternatif yang telah disediakan. Kolaborasi antara masyarakat, pemerintah daerah, dan relawan desa tangguh bencana menjadi kunci dalam menghadapi situasi bencana seperti ini.
Pergerakan tanah di wilayah Banjarnegara ini menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi bencana dan kesiapsiagaan masyarakat, terutama di musim hujan yang membawa risiko tinggi.