Pekalongan – Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, menyampaikan duka cita mendalam kepada para korban bencana longsor yang terjadi di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan. Longsor yang dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi ini mengakibatkan korban jiwa, kerusakan rumah, serta terganggunya akses ke wilayah terdampak.
“Saya bersama Forkopimda Jateng dan Kabupaten Pekalongan mengucapkan turut berbelasungkawa, berdukacita atas terjadinya bencana longsor yang mengakibatkan korban meninggal,” ujar Nana saat meninjau lokasi longsor pada Rabu, 22 Januari 2025.
Korban dan Penanganan Bencana
Hingga Rabu sore, jumlah korban meninggal dunia tercatat sebanyak 20 orang, termasuk orang hilang yang ditemukan tak bernyawa. Sebanyak tujuh orang masih dinyatakan hilang, sementara satu orang yang sebelumnya dilaporkan hilang telah ditemukan selamat dan kembali ke rumah keluarganya.
Korban luka-luka yang sempat dirawat di Puskesmas Petungkriyono, sebagian besar sudah pulang, sementara korban dengan luka berat dirujuk ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif.
Dalam kunjungannya, Nana menyempatkan diri berdialog dengan para korban yang masih dirawat. Salah satunya adalah pengelola Allo Coffee Empire, sebuah kafe yang ikut terdampak longsor. Dari keterangan para korban, diketahui bahwa bencana ini terjadi setelah hujan deras mengguyur selama 2–3 jam, menyebabkan tanah longsor yang menimpa tiga rumah dan satu kafe.
Tantangan dan Langkah Penanganan
Nana mengungkapkan bahwa wilayah Kecamatan Petungkriyono yang didominasi perbukitan memang rentan terhadap longsor. Bencana kali ini juga mengakibatkan putusnya akses jalan karena tertutup tanah, pepohonan, serta kerusakan tiga jembatan akibat banjir.
“Sudah kita rapatkan dan akan segera dimulai perbaikan jembatan. Tahap awal akan menggunakan jembatan bailey atau jembatan darurat, sehingga akses jalan penghubung Kecamatan Petungkriyono dengan Kecamatan Doro dapat segera terbuka,” terang Nana.
Pemerintah telah mengerahkan sekitar 500 personel gabungan, termasuk relawan, untuk membantu proses evakuasi, pencarian orang hilang, dan pembukaan akses jalan. Langkah ini menjadi prioritas agar bantuan dapat masuk lebih cepat ke wilayah terdampak.
Bantuan untuk Korban Longsor
Bantuan untuk korban terus berdatangan, melibatkan Kementerian Sosial, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemkab Pekalongan, Bulog, dan berbagai pihak lainnya. Posko penanganan bencana telah didirikan, menyediakan kebutuhan dasar seperti kasur lipat, pakaian, selimut, alat mandi, sembako, hingga mainan anak-anak.
“Dapur umum sudah operasional sejak pagi, memastikan para pengungsi dan korban terdampak mendapatkan makanan yang layak. Insyaallah semua kebutuhan mendesak dapat terpenuhi,” ujar Nana.
Kepala BPBD Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggulangan, menambahkan bahwa kerusakan akibat longsor meliputi tiga rumah dan satu kafe yang mengalami kerusakan berat. Namun, akses menuju Kecamatan Petungkriyono kini sudah mulai dapat dilalui berkat upaya pembukaan jalan darurat.
Ajakan untuk Tetap Waspada
Di tengah proses penanganan yang terus berjalan, Nana Sudjana mengimbau masyarakat, khususnya yang tinggal di daerah rawan longsor, untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem. Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci dalam mengurangi dampak bencana di masa depan.
Bencana longsor di Desa Kasimpar ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan dan mitigasi bencana di wilayah rawan longsor seperti Petungkriyono. Pemerintah berkomitmen untuk terus memberikan bantuan terbaik bagi para korban serta memulihkan kondisi wilayah terdampak.