Tanah Longsor
Tanah Longsor

Tim pencarian dan pertolongan (Search and Rescue – SAR) gabungan kembali menemukan satu jenazah korban bencana tanah longsor di Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, pada Rabu (19/11/2025) pukul 14.20 WIB.

Penemuan ini menambah jumlah korban meninggal dunia menjadi tiga orang. Sementara itu, sebanyak 25 orang lainnya masih dalam pencarian hingga hari ini.

“Penemuan jenazah itu menambah jumlah korban meninggal dunia menjadi tiga orang, sedangkan 25 lainnya masih dalam pencarian,” ungkap Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (20/11/2025).


🏘️ Dampak Kerusakan dan Pengungsian

Data dari posko penanganan darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Desa Pandanarum mencatat, jumlah penyintas yang mengungsi mencapai 934 jiwa atau 335 KK, terdiri dari 454 laki-laki dan 480 perempuan.

Para pengungsi saat ini tersebar di lima lokasi utama:

  • Kantor Kecamatan Pandanarum

  • GOR Desa Beji

  • Gedung Haji Desa Pringamba

  • Gedung Muhammadiyah

  • Rumah kerabat atau saudara

Hasil kaji cepat (assessment) kerusakan menunjukkan kerugian material yang signifikan, meliputi:

Kategori Dampak Detail Kerusakan
Hunian 182 unit rumah terdampak (128 rusak ringan, 54 rusak berat)
Infrastruktur Jalan  meter, jaringan listrik, saluran irigasi 670 meter, 1 unit bendung, infrastruktur irigasi perpipaan
Ekonomi Hilangnya 5 ekor sapi, 125 ekor kambing, 14 unit warung, dan lahan pertanian
Sosial 1 unit masjid rusak berat, 2 mushola rusak ringan/terancam

🩹 Kebutuhan Mendesak dan Upaya Penanganan

 

Kebutuhan mendesak bagi para penyintas meliputi: popok balita, perlengkapan mandi, pakaian, susu dan makanan anakhygiene kit, antiseptik, alas tidur, alat kebersihan, alat pelindung diri (sepatu boot, sarung tangan, kacamata keselamatan), serta layanan pendampingan psikososial.

BNPB menyatakan segera memenuhi kebutuhan dasar tersebut sesuai perintah Kepala BNPB Letjen Suharyanto saat berkunjung ke lokasi pada Selasa (18/11) lalu.

Berbagai upaya penanganan darurat terus dimaksimalkan, dengan fokus utama pada operasi pencarian dan pertolongan menggunakan alat berat dan metode manual.

Rangkaian upaya penanganan lain mencakup:

  • Monitoring geologi dan kajian lokasi

  • Pendampingan posko

  • Layanan psikososial dan kesehatan

  • Pengelolaan dapur umum dan logistik

  • Pengaturan lalu lintas

  • Proses pemakaman korban

  • Rapat evaluasi harian

Sebanyak 521 personel terlibat dalam penanganan darurat ini, melibatkan unsur BNPB, BPBD Provinsi dan Kabupaten, TNI–Polri, tenaga kesehatan, dinas terkait, PMI, potensi SAR, relawan, serta dukungan lintas daerah seperti Klaten, Wonosobo, Kebumen, Jepara, dan Pekalongan.

Pada Kamis (20/11), misi akan dilanjutkan mulai dari operasi pencarian, pemantauan kondisi geologi, layanan posko, dukungan psikososial dan kesehatan, penanganan logistik, operasional dapur umum, pendampingan pengungsi, serta evaluasi harian. Pemerintah daerah terus berkoordinasi lintas lembaga untuk mempercepat proses pencarian, evakuasi, serta pemenuhan kebutuhan para penyintas.

By admin

error: Content is protected !!