Jalan penghubung antar kecamatan Leksono – Sukoharjo – Watumalang yang berada Desa Kalimendong, Tlogo, Gumawangkidul, hingga Banyukembar dilaporkan mengalami kerusakan parah, menyulitkan mobilitas warga setempat. Dengan sebagian besar ruas jalan sepanjang sekitar 12 kilometer yang rusak parah dan memprihatinkan, kondisinya memberikan dampak serius bagi aktifitas masyarakat di sekitarnya.
Salah satu titik yang sangat kerusakannya sangat memprihatinkan terletak di Dusun Siwadas, Gumawangkidul, Kecamatan Watumalang, di mana kerusakan terjadi di posisi tanjakan. Kendaraan yang melewati area tersebut mengalami kesulitan, terutama saat naik atau turun. Keadaan jalan yang rusak juga telah menyebabkan sejumlah kecelakaan, mempersulit mobil pengangkut hasil bumi yang melintas. Permukaan jalan yang tidak rata, amblas, banyak batuan yang terlepas, dan licin semakin memperburuk kondisi, terutama bagi warga yang harus melintasi saat hujan. Kalau dilihat, jalan tersebut tidaklan pantas disebut jalan.
Dalam menghadapi kondisi ini, masyarakat Siwadas dan sekitarnya telah melakukan gotong royong dengan menambal jalan menggunakan cor seadanya dengan iuran sukarela. dan tentu saja ini hanya solusi sementara. harapan utama mereka adalah agar pemerintah mendengar keluhan mereka dan memberikan perhatian serius terhadap infrastruktur jalan.
Di samping itu, permasalahan yang serupa juga terjadi di ruas jalan Kalimendong – Tlogo, terutama di Dusun Blukang, Desa Tlogo, Kecamatan Sukoharjo. Dusun tersebut, yang terisolasi dan terletak di perbatasan kecamatan, mengalami kesulitan akses ke kota karena kondisi jalan menuju Desa Kalimendong yang ekstrem rusaknya. Jalan masih berupa jalan berbatu dan ada sebagian aspal rusak. Medan jalan juga naik/turun sangat terjal. Meskipun sudah lama mengalami kondisi serupa, belum ada perhatian dan tindak lanjut yang diberikan oleh pemerintah. Entah apa yang dipikirkan oleh pemerintah saat ini.
Oh iya, warga Blukang jika ingin ke kota Wonosobo pasti akan menghadapi dilema. Lewat Kalimendong jarak lebih dekat, hanya sekitar 12KM, tapi jalan ke Kalimendong rusak total. tidak semua semua orang berani lewat. Lewat ds. Tlogo, memutar lewat Leksono, jarak lebih jauh sekitar 28KM, tapi jalanan sedikit lebih layak. semua merupakan pilihan masing masing orang.
Tak kalah parah, kerusakan juga terlihat di ruas jalan Desa Banyukembar, Kecamatan Watumalang, mulai dari Desa Wonoroto hingga Pasuruhan dan Gumawangkidul. Hampir seluruh ruas jalan di daerah tersebut rusak, memberikan tantangan berat bagi masyarakat lokal. Warga lokal/pendatang yang melintasi wilayah ini tentu sangat kesulitan akses jalannya. Apalagi kendaraan pengangkut hasil bumi, akan merasa susah saat melewati jalanan di Banyukembar.
Penting bagi pemerintah untuk tidak hanya fokus pada hal-hal lain seperti pengadaan inventaris pejabat, pengadaan event hura hura yang menghabiskan banyak anggaran, pembangunan gedung pemerintah padahal gedung tersebut masih layak, dan tentu semuanya menghabiskan anggaran yang tidak sedikit, namun juga memprioritaskan kebutuhan infrastruktur dasar seperti jalan, yang sangat vital bagi kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Jalan merupakan syarat utama agar ekonomi masyarakat maju. bagaimana bisa maju, jika jalan saja pada rusak. Mungkin bisa mencontoh kabupaten Banjarnegara era Budi Sarwono, yang gencar membangun jalan, bahkan jalan di perbatasan pun tidak luput dari pembangunan.
Jadi tidak ada alasan karena Wonosobo merupakan kabupaten miskin, jadi pembangunan jalan seolah olah diabaikan. Jika jalan yang berguna sebagai pondasi ekonomi saja tidak dibangun, bagaimana ekonomi masyarakat akan maju? dan bukan tidak mungkin kabupaten Wonosobo akan menjadi kabupaten miskin selamanya, jika hal dasar ini tidak diperhatikan.
Semoga pemerintah mau mendengarkan keluhan masyarakat terkait jalan rusak. dan semoga semua jalan rusak di Wonosobo bisa segera diperbaiki.