Kalibeber, sebuah kelurahan yang berjarak sekitar 5 Km dari ibu kota Kabupaten Wonosobo ke arah utara yang menjadi pusat kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia, terus menjadi sorotan warga setempat. Meskipun dikenal sebagai pusat ekonomi yang ramai dengan keberadaan pasar, pertokoan, pondok pesantren, dan universitas, kondisi infrastruktur jalannya justru mengecewakan.
Dilintasi oleh Sungai Serayu di sebelah baratnya, Kalibeber menjadi kawasan yang vital bagi perekonomian warga Mojotengah dan sekitarnya. Namun, ketidaksesuaian antara statusnya sebagai pusat ekonomi dan kondisi jalannya yang rusak menimbulkan kekecewaan dan kecaman dari warga setempat.
Salah satu poin penting yang membuat Kalibeber menonjol adalah sebagai pusat pendidikan di Kabupaten Wonosobo. Universitas Sains Al-Qur’an menjadi satu-satunya perguruan tinggi di wilayah ini, sementara pondok pesantren seperti Pondok Pesantren Tahfidul Qur’an Al-Asy’ariyyah juga menarik perhatian banyak orang.
Namun, meskipun memiliki peran strategis dalam perekonomian dan pendidikan, kondisi jalanan yang buruk telah menimbulkan kekesalan di antara warga. Jalanan yang berlubang membuat aktivitas sehari-hari menjadi sulit dan menyulitkan mobilitas, terutama mengingat tingginya volume lalu lintas dan kegiatan masyarakat di wilayah tersebut.
Warga menyuarakan kekecewaan mereka terhadap kurangnya perhatian pemerintah terhadap infrastruktur jalan. Meskipun beberapa waktu lalu ada upaya perbaikan, namun pembangunan tersebut tidak dilanjutkan hingga selesai, meninggalkan banyak bagian jalanan yang belum tersentuh. Kini banyak masyarakat kalibeber yang memasang banner di sepanjang jalan Kalibeber yang berisi ungkapan protes, kritikan dan kekecewaan dari masyarakat setempat. berharap agar tulisan tulisan banner tersebut dibaca oleh para pejabat berwenang.
Masyarakat juga mengungkapkan keinginan mereka agar pemerintah memberikan perhatian yang sama terhadap semua wilayah di Kalibeber tanpa memilih-milih dalam pembangunan infrastruktur. Mereka menyoroti praktik ‘blok-blokan’ dalam pembangunan yang dianggap tidak adil. Warga menegaskan bahwa mereka semua membayar pajak yang sama, dan tidak seharusnya pembangunan infrastruktur diabaikan karena alasan politik atau pertimbangan partai.
Dalam harapan akan perbaikan kondisi tersebut, warga Kalibeber bersatu untuk menyerukan kepada pemerintah agar segera mengambil tindakan nyata dalam memperbaiki jalanan yang rusak. Mereka percaya bahwa dengan memperbaiki infrastruktur jalan, pertumbuhan ekonomi lokal dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan akan meningkat secara signifikan.