Sebanyak 365 Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih kini telah resmi terbentuk di Kabupaten Wonosobo, menandai langkah maju dalam penguatan ekonomi kerakyatan. Pemerintah Kabupaten Wonosobo bergerak cepat menginisiasi pertemuan antara pengurus koperasi desa ini dengan para pelaku bisnis besar. Tujuannya jelas: membuka jalan kolaborasi dan memberikan arahan strategis bagi masa depan Kopdes.
“Sebanyak 365 Kopdes sudah terbentuk, dan kami dengan segera mempertemukan pengurusnya dengan para pelaku usaha atau bisnis. Tujuannya adalah agar mereka mendapatkan gambaran yang jelas mengenai langkah-langkah yang harus diambil ke depan,” ungkap Plt Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM, Kristiana Dewi, setelah acara pembukaan kontak bisnis koperasi desa di Sasana Adipura Kencana Wonosobo baru-baru ini.
Membuka Wawasan dan Jejaring Bisnis untuk Kopdes
Kristiana Dewi menyoroti bahwa banyak pengelola Kopdes masih kebingungan mengenai langkah konkret pasca-pembentukan. Oleh karena itu, mempertemukan mereka dengan pelaku usaha menjadi solusi penting untuk memberikan wawasan dan panduan.
“Kami memfasilitasi pertemuan antara pengelola Kopdes dengan beberapa entitas besar seperti Pertamina, Bulog, BUMD Jateng, Bank Jateng, serta berbagai pelaku usaha lainnya,” jelasnya. Pertemuan ini diharapkan memberikan dua manfaat utama: memperluas jejaring bisnis dan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang peluang usaha yang bisa dimanfaatkan sesuai potensi masing-masing desa. Setiap desa memiliki kekuatan uniknya sendiri yang dapat dioptimalkan dalam kemitraan baru ini.
Dukungan Penuh dari Pemerintah dan Bank Jateng
Dalam hal administrasi, Kristiana memastikan bahwa semua koperasi sudah berbadan hukum. Langkah selanjutnya adalah melengkapi proses administrasi lain seperti pembuatan NPWP. Seluruh proses administratif ini tidak dipungut biaya alias gratis karena ditanggung oleh Bank Jateng. “Semua proses tersebut bebas biaya, termasuk pembentukan badan hukum yang sepenuhnya dicover oleh Bank Jateng,” tegasnya.
Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, juga angkat bicara mengenai komitmen pemerintah daerah dalam mendukung koperasi desa. Ia menyatakan bahwa pemerintah tidak hanya memfasilitasi pembentukan tetapi juga pendampingan bagi pengelola Kopdes agar mereka bisa bergerak lebih cepat dalam memajukan koperasinya.
“Kontak bisnis ini bertujuan untuk mempertemukan mereka dengan pelaku bisnis termasuk BUMN dan BUMD yang bisa bersinergi dengan Kopdes,” imbuh Afif. Bupati menekankan perlunya mendampingi para pengelola koperasi yang sebagian besar masih meraba-raba rencana usahanya ke depan. Dengan demikian, pertemuan ini menjadi kesempatan bagi mereka untuk mendapatkan pemahaman lebih dalam tentang usaha yang dapat dijalankan.
“Pertemuan dengan Bulog dan Pertamina membuka peluang usaha baru apa saja yang dapat dimitrakan,” tambah Afif. Dia meyakini bahwa kehadiran koperasi ini tidak akan mengganggu usaha lain yang sudah berjalan di desa-desa tersebut. Sebaliknya, justru akan semakin memperkuat upaya pengembangan ekonomi lokal melalui sinergi yang lebih solid antar pihak terkait.
Masa Depan Cerah Koperasi Desa Merah Putih
Kolaborasi semacam ini dianggap sebagai kunci untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa secara keseluruhan. Dengan fokus pada potensi unik masing-masing desa dan dukungan penuh dari berbagai pihak termasuk pemerintah dan sektor swasta, masa depan Koperasi Desa Merah Putih diharapkan cerah.
Proses integratif seperti ini tak hanya membangun pondasi ekonomi kuat namun juga menciptakan ekosistem kolaboratif yang memacu inovasi dan keberlanjutan jangka panjang. Para pengurus Kopdes kini memiliki peluang besar untuk mengembangkan inisiatif-inisiatif bisnis baru yang bisa meningkatkan kesejahteraan warga setempat. Selain itu, dukungan dari lembaga perbankan seperti Bank Jateng menunjukkan betapa pentingnya kemitraan publik-swasta dalam mendorong sektor koperasi ke arah yang lebih baik dan berdaya saing tinggi di pasar lokal maupun nasional.
Dengan langkah strategis ini, harapannya adalah tercipta pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di seluruh wilayah Kabupaten Wonosobo melalui pemberdayaan ekonomi kerakyatan berbasis koperasi. Keberhasilan program ini akan menjadi model bagi daerah lain dalam mengembangkan ekonomi lokal secara mandiri namun terintegrasi dengan jaringan bisnis nasional maupun global