Sri Amiyah, seorang kader Posyandu Desa Sikunang, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, terlihat sibuk mencatat data anak dan ibu peserta saat kegiatan posyandu. Dengan sikap cekatan dan sabar, ia memastikan setiap peserta mendapatkan pelayanan terbaik.
Kegiatan posyandu kali ini menjadi spesial karena mendapat pemantauan langsung dari Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres), Pemprov Jateng, Pemkab Wonosobo, serta pihak terkait lainnya, Jumat (14/2/2025).
Komitmen Kader Posyandu dalam Pencegahan Stunting
Dalam upaya penanganan stunting, Sri bersama kader posyandu lainnya terus memberikan edukasi kepada masyarakat agar program ini berjalan efektif. Salah satu tantangan yang mereka hadapi adalah memastikan bahwa pemberian makanan tambahan (PMT) benar-benar dikonsumsi oleh anak, bukan oleh orang tua.
“Kadang ada kejadian PMT yang seharusnya untuk anak malah dikonsumsi oleh orang tua,” ungkap Sri.
Namun, para kader tetap berupaya memantau hal ini dan memberi pemahaman kepada orang tua.
“Kami tegaskan ke orang tua, kalau PMT dimakan orang tua, harus diganti dengan makanan lain untuk anak. Jadi akhirnya mereka berpikir, daripada mengganti, lebih baik diberikan langsung kepada anak,” jelas Sri.
Selain membagikan PMT, kader posyandu juga menekankan pentingnya edukasi dan penyuluhan kepada orang tua.
“Kalau hanya memberi PMT tanpa edukasi, nanti ibunya hanya berharap PMT terus. Maka dari itu, kami selalu memberikan penyuluhan,” tambahnya.
Sumber Dana dan Variasi Menu PMT
Dana untuk penanganan stunting di posyandu bisa berasal dari anggaran desa atau puskesmas. Sedangkan menu PMT yang diberikan bervariasi, tetapi tetap mengutamakan asupan protein, seperti susu dan telur.
Salah satu warga, Alfiatun (30), mengungkapkan bahwa setiap kali datang ke posyandu, anaknya selalu mendapat menu PMT yang bergizi, seperti susu, telur, atau makanan sehat lainnya.
“PMT pasti dimakan anak. Kalau enggak habis, baru dimakan orang tua,” katanya.
Sementara itu, warga lainnya, Ulfa (37), mengatakan bahwa kegiatan posyandu di desanya dilakukan sebulan sekali, dengan menu PMT yang selalu berganti-ganti.
“Setiap bulan diberi PMT dengan menu yang selalu berbeda, seperti telur dan makanan bergizi lainnya. Kegiatan posyandu semakin bagus,” ungkapnya.
Kesimpulan
Upaya penanganan stunting di Wonosobo terus dilakukan dengan pendekatan edukasi, pemantauan konsumsi PMT, serta penyuluhan kepada orang tua. Peran kader posyandu seperti Sri Amiyah menjadi sangat penting dalam memastikan bahwa bantuan gizi yang diberikan benar-benar bermanfaat bagi pertumbuhan anak.
Dengan dukungan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat, diharapkan angka stunting di Wonosobo dapat terus menurun, dan anak-anak bisa tumbuh sehat serta mendapatkan gizi yang cukup.