Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada Hewan Ternak Harus Terus Diantisipasi

Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada Hewan Ternak Harus Terus Diantisipasi

Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) masih menjadi ancaman serius bagi sektor peternakan di Indonesia. Mengingat dampaknya yang signifikan terhadap kesehatan hewan ternak serta ekonomi peternak, upaya pencegahan dan penanganan terus digalakkan.

Di Desa Bendungan, Kecamatan Kaliwiro, Kabupaten Wonosobo, Bripka Eko Budi Santosa, seorang Bhabinkamtibmas, memberikan edukasi kepada para peternak setempat pada Minggu (12/1/2025). Dalam kunjungannya, ia menyampaikan berbagai langkah antisipasi untuk mencegah penyebaran PMK, yang saat ini menjadi perhatian utama.

Edukasi tentang Gejala dan Penanganan PMK

Bripka Eko menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap gejala PMK pada hewan ternak, terutama sapi dan kambing. Beberapa gejala umum PMK yang disampaikan meliputi:

  • Mulut berbusa.
  • Kuku pecah-pecah.
  • Demam tinggi.

Ia juga mendorong peternak untuk segera melaporkan temuan hewan yang menunjukkan gejala tersebut kepada Dinas Peternakan Kabupaten Wonosobo atau dokter hewan terdekat agar penanganan dapat dilakukan lebih dini.

Pentingnya Kebersihan Kandang dan Lingkungan

Selain mengenali gejala, Bripka Eko mengingatkan para peternak untuk menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitar. Langkah ini merupakan salah satu cara efektif untuk mencegah penyebaran virus PMK.

Ia juga mengimbau agar peternak tidak memotong atau mengonsumsi daging dari hewan yang mati akibat PMK, karena dapat membahayakan kesehatan. Sebagai gantinya, bangkai hewan yang mati harus dikubur dengan benar untuk mencegah virus menyebar ke hewan lain atau lingkungan.

Dukungan Polri terhadap Peternak

Langkah edukasi ini mencerminkan kepedulian Polri dalam mendukung kesehatan hewan ternak dan keberlanjutan usaha peternakan masyarakat. Dengan panduan yang jelas dan mudah diikuti, peternak di Desa Bendungan diharapkan mampu menghadapi ancaman wabah PMK dengan lebih siap.

Apresiasi dari Masyarakat

Inisiatif Bripka Eko mendapat apresiasi dari para peternak setempat. Salah satu peternak, Suyono, mengungkapkan rasa terima kasih atas edukasi yang diberikan.

“Kami jadi lebih tahu cara mengenali gejala PMK dan bagaimana mencegahnya. Ini sangat penting bagi kelangsungan usaha ternak kami,” katanya.

Dengan meningkatnya kesadaran peternak terhadap bahaya PMK, diharapkan penyebaran wabah ini dapat diminimalkan. Edukasi seperti ini sangat penting untuk memastikan sektor peternakan tetap produktif dan aman, terutama di wilayah yang menjadi pusat penghasil ternak seperti Wonosobo.

Melalui kolaborasi antara peternak, dinas terkait, dan kepolisian, ancaman PMK dapat ditekan sehingga perekonomian masyarakat tetap stabil.

error: Content is protected !!