Banjarnegara – Hujan lebat yang mengguyur wilayah Banjarnegara sepanjang hari menyebabkan longsor di Dusun Kalikuning RT 2 RW 5, Desa Pejawaran, Kecamatan Pejawaran. Longsor terjadi pada tebing setinggi 20 meter, mengakibatkan material longsoran merusak dua lahan pertanian milik warga setempat.
Kejadian ini bermula sekitar pukul 19.00 WIB, ketika hujan deras yang berlangsung sejak pagi hari disusul oleh suara gemuruh dari arah lahan kosong. Suara tersebut sempat memicu kepanikan warga yang mengira longsor terjadi di pemukiman. Namun, setelah dicek, gemuruh tersebut berasal dari lahan kosong di area tebing yang longsor.
Kerusakan Dua Lahan Pertanian
Sekretaris Desa Pejawaran, Samsiyah, menjelaskan bahwa tanah longsor tersebut menghantam dua lahan pertanian milik Ahmad Sugito dan Sikis. “Dua lahan yang rusak memiliki luas sekitar 25 meter dengan diameter 20 meter,” ungkapnya.
Sebagai langkah awal, warga bersama relawan segera melakukan sterilisasi di lokasi kejadian untuk mencegah adanya korban jiwa. Selain itu, saluran air darurat juga dibuat untuk mencegah pergerakan tanah yang lebih parah akibat aliran air hujan.
“Kami bersama warga berupaya menyeterilkan lokasi untuk mencegah longsor susulan. Pengawasan dan penjagaan juga dilakukan secara bergantian,” tambah Samsiyah.
Hujan dan Potensi Longsor di Banjarnegara
Wilayah Banjarnegara yang sebagian besar berupa dataran tinggi dan daerah bertebing memang memiliki risiko tinggi terhadap bencana tanah longsor, terutama di musim hujan. Beberapa pekan terakhir, intensitas hujan di wilayah Jawa Tengah, termasuk Banjarnegara, cukup tinggi, yang menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya longsor.
Demi mengurangi risiko bencana, warga diimbau untuk tetap waspada dan segera melaporkan potensi bahaya tanah longsor kepada pihak berwenang. Langkah preventif seperti pembuatan saluran air dan penguatan struktur tanah di area rawan longsor perlu terus dilakukan, terutama selama musim hujan berlangsung.
Kesimpulan
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor. Kolaborasi antara warga, pemerintah desa, dan relawan menjadi langkah awal yang signifikan untuk mengurangi dampak bencana di masa mendatang.