Korban Tanah Longsor
Korban Tanah Longsor

BANJARNEGARA – Proses evakuasi korban tanah longsor di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, terus diintensifkan. Tim gabungan berpacu dengan waktu untuk mencari warga yang diperkirakan masih tertimbun material longsoran pasca bencana yang terjadi mendadak.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah mencatat, hingga Senin (17/11/2025) pukul 08.37 WIB, sebanyak 823 jiwa telah mengungsi. Mereka ditampung di pos pengungsian darurat yang didirikan di halaman Kantor Kecamatan Pandanarum.

👥 Dua Warga Meninggal Dunia, Pencarian Korban Terus Dilakukan

Selain ratusan pengungsi, dua warga juga dilaporkan meninggal dunia. Satu korban meninggal di RSUD Banjarnegara, sementara satu lainnya berhasil ditemukan oleh tim SAR di dekat lokasi longsor sekitar pukul 07.48 WIB.

Upaya pencarian korban serta penanganan darurat terus dilakukan secara terpadu oleh tim gabungan yang terdiri dari BPBD Jawa Tengah, BPBD Banjarnegara, relawan, TNI-Polri, dan Forkopimcam. Fokus utama tim saat ini adalah mendirikan dan mengoptimalkan:

  • Tenda pengungsian

  • Dapur umum

  • Pos lapangan

  • Layanan kesehatan darurat

Sejumlah kebutuhan mendesak telah disalurkan ke lokasi, meliputi logistik permakanan, selimut dan matras, hygiene kitfamily kit, pakaian anak, air mineral, hingga perangkat penunjang posko seperti ATK, laptop, dan printer.

🗣️ Penanganan Terpadu dan Peringatan Kewaspadaan

Gubernur Jawa TengahAhmad Luthfi, memastikan penanganan dilakukan secara terpadu sejak laporan pertama diterima.

“Informasi awal berkembang, 800-an masyarakat terdampak. Ada 26 yang masih terjebak di hutan karena kejadiannya mendadak. Ada juga yang kemungkinan tertimbun,” ujar Luthfi.

Ia menegaskan, pencarian korban diperkuat dengan dukungan dari Pangdam, Basarnas, dan BNPB. Untuk mempercepat mobilisasi dan penanganan, saat ini pencarian dilakukan by name by address dan telah dibentuk klaster-klaster penanganan:

  • Klaster Pengungsi

  • Klaster Logistik

  • Klaster Sarpras

  • Klaster Kesehatan

Luthfi juga mengingatkan seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, mengingat Jawa Tengah merupakan wilayah dengan risiko tinggi bencana alam.

“Jawa Tengah ini minimarket bencana,” tegasnya. “Ada daerah-daerah tertentu yang harus diantisipasi: Batang, Kendal, Wonosobo, Banjarnegara, Brebes–Bumiayu, Magelang, Temanggung. Potensi gerakan tanah tinggi, jadi harus ada pencegahan dini.”

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menjadwalkan rapat terbatas untuk memperkuat mitigasi bencana jangka menengah dan panjang.

💰 Bantuan dan Alokasi Dana Penanganan

Hingga kini, bantuan yang telah masuk dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Tengah tercatat mencapai Rp 385,48 juta.

Rincian bantuan yang telah disalurkan meliputi:

Sumber Bantuan Keterangan Logistik Nilai (Rp)
Dinas Sosial (APBN) Logistik 239,35 juta
Dinas Ketahanan Pangan Beras (2 ton) 27 juta
Dinas Kesehatan Obat-obatan 11,91 juta
BPR BKK Mandiraja Logistik 15,5 juta
Bank Jateng Beras (3 ton) 45 juta
BPBD Jateng Logistik 46,72 juta
Total 385,48 juta

Selain itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga mengalokasikan Belanja Tidak Terduga (BTT) sebesar Rp 450 juta yang diprioritaskan untuk penanganan rumah warga yang tertimbun atau musnah akibat longsor.

By admin

error: Content is protected !!