Desa Banyukembar, Kecamatan Watumalang, Kabupaten Wonosobo, kembali mengharumkan nama daerah di kancah nasional. Desa ini berhasil menembus 10 besar ajang Desa Digital 2025 tingkat nasional, sebuah pencapaian penting dalam upaya transformasi digital di desa-desa terpencil. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa keterbatasan geografis bukanlah halangan untuk berinovasi.
Pelayanan Daring dan Jaringan Internet Merata Sejak 2023
Kepala Desa Banyukembar, Muslihatun, menjelaskan bahwa transformasi digital di desanya mulai dirintis sejak tahun 2023 melalui pemanfaatan OpenSID. Platform ini memungkinkan pelayanan administrasi desa dilakukan secara daring.
“Kini, lebih dari 70 persen rumah warga telah terhubung dengan jaringan internet desa. Pelayanan seperti pengurusan surat domisili, KTP, hingga akta kelahiran sudah bisa diakses dari rumah masing-masing,” kata Muslihatun pada Senin (14/7/2025).
Ia menambahkan, kemudahan ini sangat membantu, terutama bagi warga perantauan yang memerlukan akses cepat dan efisien. Muslihatun sendiri telah mempresentasikan inovasi Desa Digital Banyukembar dalam lomba tingkat nasional melalui zoom di Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Wonosobo.
“Tak hanya pada sektor pelayanan publik, digitalisasi juga merambah ke bidang ekonomi. Warga kini sudah bisa menerima layanan publik maupun menjual produk UMKM secara digital di rumah masing-masing,” tegasnya.
Inovasi Lapak Desa, Posyandu Digital, dan Kader Digitalisasi
Sekretaris Desa Banyukembar, Andi Muhsin, mengungkapkan bahwa desa telah meluncurkan platform digital bernama Lapak Desa. Platform ini menjadi etalase bagi produk-produk UMKM lokal seperti kopi Banyukembar, keripik singkong, hingga aneka kerajinan tangan, membantu warga memasarkan produknya lebih luas.
“Inovasi lain yang juga mendapat perhatian adalah kehadiran Posyandu Digital dan perpustakaan berbasis daring, yang memperkuat akses warga terhadap layanan kesehatan dan pendidikan,” ujar Andi.
Untuk menjawab tantangan literasi digital di masyarakat, pihak desa menggerakkan kader digital. Kader-kader ini secara aktif mendampingi kelompok rentan seperti lansia dan warga yang belum terbiasa menggunakan teknologi, memastikan semua warga bisa merasakan manfaat digitalisasi.
Andi mengakui, perjalanan Desa Banyukembar menuju 10 besar bukanlah hal instan. Setelah sebelumnya lolos ke 15 besar, tim dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) telah melakukan verifikasi lapangan secara langsung. Kini, Desa Banyukembar tengah bersiap menunggu pengumuman tahap berikutnya, untuk menentukan apakah akan melaju ke enam besar nasional.
Apresiasi Pemkab Wonosobo dan Harapan Inspirasi bagi Desa Lain
Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinsos PMD) Wonosobo, Harti, memberikan apresiasi penuh atas capaian Desa Banyukembar. Menurutnya, ini adalah wujud nyata bahwa kolaborasi dan inovasi bisa lahir dari desa-desa di pelosok sekalipun.
“Desa Banyukembar telah membuktikan bahwa keterbatasan bukan alasan untuk tidak maju. Kami dari Pemkab, bersama seluruh OPD teknis, siap terus mendampingi dan mendorong desa-desa lain agar bisa mereplikasi praktik baik ini,” ujar Harti.
Ia juga menegaskan bahwa keberhasilan Desa Banyukembar tak lepas dari kerja kolektif dan sinergi lintas sektor, mulai dari Dinas Kominfo, Disdukcapil, Disperkimhub, Dinkes, DP3KBP2A, Arpusda, hingga pendamping desa dan tenaga ahli kecamatan.
Harti memaparkan, dalam proses penilaian, Desa Banyukembar telah melengkapi tahapan administrasi, verifikasi lapangan, serta presentasi inovasi. Saat ini tim Desa Banyukembar tengah menyelesaikan tahap akhir berupa pengembangan video profil, aplikasi layanan, dan presentasi lanjutan, sebelum akhirnya pengumuman resmi enam besar dilakukan oleh panitia pusat.
Pemerintah Kabupaten Wonosobo berharap prestasi Desa Banyukembar menjadi inspirasi bagi desa-desa lainnya untuk terus bergerak maju dalam pembangunan berbasis digital. “Semangat gotong royong, kolaborasi dan inovasi menjadi kunci utama dalam membangun desa yang inklusif, modern dan berdaya saing,” pungkas Harti.